Menhan Ryamizard: TNI Bukan Organisasi Bayaran

Menhan Ryamizard menambahkan, personel ataupun purnawirawan TNI juga tidak boleh memiliki ambisi kekuasaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2019, 21:46 WIB
Menhan Ryamizard Ryacudu (kiri) dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (19/6/2019). Rapat membahas progres penyelesaian permasalahan perumahan dinas/tanah Kementerian Pertahanan/TNI. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu menegaskan TNI merupakan organisasi panggilan negara. Artinya TNI adalah organisasi pejuang.

"Kita bukan organisasi bayaran dan kita bukan organisasi yang dibentuk karena kepentingan tertentu," ujar dia dalam acara silaturahmi purnawirawan TNI di Gedung AH Nasution, Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2019).

Selain itu, dia menambahkan, personel ataupun purnawirawan TNI juga tidak boleh memiliki ambisi kekuasaan. Karena politik TNI adalah politik negara.

"Dari sejak terbentuknya, TNI adalah tentara rakyat. Berarti kita adalah pengayom bangsa dan TNI harus berdiri di atas semua golongan apapun juga. Artinya politik TNI adalah politik negara dan TNI tidak boleh sedikit pun memiliki ambisi kekuasaan. Saya tegaskan di sini bahwa politik adalah politik negara dan kita harus selalu bersatu," jelasnya.

TNI, lanjut dia, terikat dengan sumpah untuk menjaga ideologi Pancasila sesuai marga kedua Sapta Marga. Para anggota maupun purnawirawan TNI memiliki tugas mulia yaitu menjaga Pancasila sebagai ideologi negara.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Lawan Pengubah Ideologi

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan sambutan saat Silaturahmi dan Halalbihalal bersama Presidium Alumni 212 di Hotel Sangri-la, Jakarta, Kamis (27/6/2019). Acara ini bertujuan merajut kembali persatuan dan kesatuan serta menjaga kedamaian usai Pemilu 2019. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Ryamizard juga mengajak para purnawirawan untuk mencegah dan melawan pihak-pihak yang ingin mengubah ideologi Pancasila.

"Karena hakikat dari ancaman ini ujung-ujungnya adalah perpecahan bangsa. Sejarah telah membuktikan bahwa ideologi Pancasila memiliki kekuatan dan kesaktian yang maha dahsyat. Beberapa kali ideologi Pancasila mengalami berbagai macam cobaan dari kekuatan ideologi kiri dan kanan yang akan mengubah bangsa ini dan berupaya untuk mengganggu persatuan bangsa. Di sinilah kita harus tetap tegak berdiri dan kuat menghadapi cobaan-cobaan ini," jelasnya.

Silaturahmi purnawirawan TNI ini dihadiri para purnawirawan jenderal seperti Agum Gumelar, Djoko Santoso, Kiki Syahnakri dan sejumlah purnawirawan lainnya.

Selain itu hadir pula Kepala Staf Angkatan, beberapa perwakilan Pati TNI, pejabat di lingkungan Kementerian Pertahanan, dan perwakilan berbagai elemen masyarakat.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya