Perumnas Siap Luncurkan Tower Ketiga Mahata Tanjung Barat

Beragam balutan promo juga memeriahkan peluncuran tower ketiga ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 29 Jul 2019, 22:09 WIB
Pengendara motor melintas di depan pembangunan rumah susun terintegrasi dengan sarana transportasi di samping Stasiun KA Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Kamis (11/7.2019). Pembangunan hunian TOD Tanjung Barat merupakan hasil kerja sama PT KAI dan Perum Perumnas. (Liputan 6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Perumnas, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang fokus di sektor properti, berupaya melakukan berbagai terobosan untuk menghadirkan hunian yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Terbaru, bersama dengan PT Kereta Api Indonesia, Perumnas menghadirkan hunian terintegrasi dengan transportasi KRL atau transit oriented development (TOD) dengan nama Mahata Tanjung Barat.

Direktur Pemasaran Perum Perumnas Anna Kunti menjelaskan, Perumnas melihat animo masyarakat yang luar biasa pada proyek yang dinamai Mahata Tanjung Barat ini. Terbukti, proyek untuk tower tipe subsidi sudah ludes terjual. Sedangkan untuk 1 tower tipe komersial sudah laku 85 persen.

"Melihat hal tersebut kami meluncurkan tower komersial berikutnya, dengan total unit hunian sekitar 440 unit yang dipasarkan mulai harga sekitar Rp 500 juta," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (29/7/2019).

Sampai saat ini pembangunan fisik sudah mencapai level 7 dari level basement dan target konstruksi dapat diselesaikan di semester kedua 2020. Selanjutnya, target serah terima konsumen akan bertahap dilaksanakan mulai pertengahan 2021.

Proyek yang berdiri di atas 1,5 heltare lahan yang berada tepat di Stasiun Tanjung Barat Jakarta ini, menelan biaya sekitar Rp 720 Milliar.

Tidak hanya berlokasi di area startegis Jakarta Selatan yang dilengkapi dengan beragam komersial area, park and ride dan amphitheater, tetapi juga memiliki direct connectivity tidak hanya ke Stasiun Tanjung Barat tetapi juga AEON Mall. Terdapat 3 tipe unit yang ditawarkan, studio, 1 bedroom dan 2 bedroom dengan ukuran 21 sqm hingga 46 sqm.

Berdasarkan survei pasar yang Perumnas lakukan secara internal, tercatat sekitar 52,24 persen backlog terdapat di Jakarta. Namun di sisi lain lahan di Jakarta semakin meroket naik harganya setiap tahunnya.

"Ini yang memacu kami untuk menyiasati setiap idle asset yang dimiiki BUMN di area Jakarta khususnya untuk dapat dikerjasamakan dan dioptimalisasi menjadi hunian dengan harga terjangkau," papar Anna.

 


Konsumsi Waktu Perjalanan

Pejalan kaki berjalan di depan pembangunan rumah susun terintegrasi dengan sarana transportasi di samping Stasiun KA Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Kamis (11/7.2019). Pembangunan hunian TOD Tanjung Barat merupakan hasil kerja sama PT KAI dan Perum Perumnas. (Liputan 6.com/Immanuel Antonius)

Di lain pihak semakin tidak terelakkannya kemacetan menuju pusat kota Jakarta, menurut data Kemenhub, di tahun 2024 akan terjadi konsumsi waktu hingga 4 jam dari kota penyangga seperti bogor tangerang menuju Jakarta dengan menggunakan mobil.

Sehingga hunian terintegrasi transportasi KRL ini menjadi salah satu kunci jawaban masyarakat Indonesia untuk lebih efisien dalam kesehariannya, lanjutnya.

Dengan sudah dikantonginya IMB Fondasi di tahun 2018 dan dilanjut dengan IMB definitif, kami optimis tahapan konstruksi proyek Mahata Tanjung Barat ini akan selesai sesuai yang telah ditargetkan, tegas Anna.

Beragam balutan promo juga memeriahkan peluncuran tower Prasada II Mahata Tanjung Barat ini. Mulai dari discount hingga Rp 75 juta pada harga perdana hingga KPA dengan tingkat bunga special, 4,5 persen fix 1 tahun.

"Kami berharap kedepannya konsep hunian terintegrasi ini dapat ditelurkan ke kota-kota besar lainnya di Indonesia secara nasional, sehingga tidak hanya tingkat kemacetan yang dapat ditanggulangi namun juga polusi udara juga dapat dikurangi secara signifikan," tutup Anna.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya