Penampakan Kambing-Kambing Kurban Seharga Motor Matic

Meski berada di area yang sama, los kambing kurban super lebih lengang. Seolah, los ini berada di dimensi berbeda

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 30 Jul 2019, 09:00 WIB
Kambing kurban super, jenis peranakan etawa di Pasar Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Suara embikan kambing dan riuh tawar menawar beradu padan di Pasar Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. Semakin siang, pasar seolah semakin sempit.

Semua bagian pasar, hingga pojok-pojoknya, penuh sesak oleh kambing-kambing kurban. Saking membludaknya, sebagian kambing bahkan menempati Lapangan Desa Karangpucung, yang letaknya bersebelahan.

Menjelang Lebaran Idul Adha 1440 Hijriyah, jumlah kambing yang diperjualbelikan di pasar kambing terbesar di Jawa Tengah bagian barat ini memang meningkat tajam. Jumlahnya lebih dari tiga kali lipat hari-hari biasa.

Sepintas lalu, tiap los berisi kambing. Tetapi, setelah diamati, terdapat perbedaan jenis kambing di tiap losnya. Kambing kurban juga menempati los tersendiri.

Los pertama sebelah kiri misalnya, adalah los khusus untuk domba berbagai jenis. Sebelahnya adalah kambing-kambing betina, baik anakan maupun indukan.

Lebih ke tengah, los didominasi oleh kambing bakalan berkualitas baik, baik jantan maupun betina. Kemudian, ada pula dua los khusus untuk kambing jantan dewasa. Satu di antaranya, berisi kambing-kambing super.

Meski berada di area yang sama, los kambing kurban super lebih lengang. Seolah, los ini berada di dimensi berbeda. Beda dengan pedagang-pedagang kambing di los lain yang cenderung agresif, para juragan kambing jantan super terbilang kalem.

“Yang itu, 65 lah,” ucap seorang juragan kambing yang juga pemilik Salon Kambing, Ahmad Cirko Minarjo. Tangannya menunjuk ke seekor kambing jantan peranakan etawa tinggi besar.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 


Kambing Kurban Seharga Rp 8 Juta

Kambing kurban super, jenis peranakan etawa di Pasar Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

65 adalah singkatan pedagang untuk harga Rp 6,5 juta. Di sebelah kambing yang ditunjukkan oleh Minarjo, ada pula kambing jantan berperawakan etawa, tetapi berwarna khas Jawa Randu.

“Kalau yang itu, lima juta ke atas,” ujar Minarjo.

Pembeli kambing jantan super rata-rata memang bukan orang biasa. Dipastikan mereka adalah orang berada. Di sini lah tempat tawar menawar biasa dilakukan sembari minum kopi, atau setidaknya, merokok berdua, penjual dan pembeli.

Ternyata kambing-kambing gagah hari itu bukan lah kambing terbaik dan termahal yang dijual pada musim lebaran Idul Adha kali ini. Sebelumnya, Minarjo mengaku telah menjual kambing peranakan etawa senilai Rp 8 juta dan Rp 7,5 juta per ekor.

Tetapi, kambing-kambing jantan super itu bukan diambil di pasar, melainkan langsung di peternakannya di Cileumeuh, Kecamatan Cimanggu, Cilacap.

“Itu sudah pesanan,” dia mengungkapkan.

Dia mengakui, harga kambing Rp 8 juta itu bukan merupakan harga mahal jika dihitung sebagai kambing kontes. Namun, untuk ukuran kambing kurban, harga itu sudah sangat tinggi.

Jarang ada orang yang mau membeli kambing seharga sepeda motor matic bekas berkualitas bagus ini. Rata-rata, kambing kurban seharga antara Rp 2,5 juta - Rp 3,5 juta per ekor. Beberapa di antaranya Rp 4 juta.

 


Banjir Order Kambing Kurban

Kambing jantan untuk keperluan hewan kurban, di Pasar Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

“Bisa tukar tambah sama Honda Beat,” ucapnya, tergelak.

Jumlah kambing di los ini juga tak terlampau banyak. Kurang lebih hanya sekitar 40 atau 50 ekor kambing kurban super. Ada pula, satu domba garut yang nampaknya sudah pernah diikutkan kontes.

Di los lain, seorang juragan kambing sedang menghitung jumlah kambing betina dan pejantan yang hendak dikirimkan ke Jakarta. Namanya Satum. Tiap hari pasaran kambing, Minggu dan Rabu, secara rutin, Satum mengirimkan antara 70-200 ekor kambing ke Jakarta.

Pada hari-hari biasa, konsumennya adalah rumah makan dan pedagang daging kambing. Khusus menjelang Idul Adha, ia juga melayani pesanan kambing kurban.

Satum bercerita, empat tahun lalu, tiap menjelang Idul Adha, ia bisa mengirimkan sebanyak 600-700 ekor kambing kurban. Namun, tiga tahun terakhir, jumlah kambing kurban yang dikirimnya ke Jakarta dan Bandung hanya separuhnya.

Dia beralasan, bayaran kambing sering telat. Bahkan, terkadang kambing sudah laku, namun kambingnya belum dibayar oleh rekanannya.

“Mungkin karena sekarang sudah banyak pemain. Kalau dulu kan hanya orang-orang tertentu,” Satum menuturkan.

Beda dengan Minarjo yang bermain di kelas kambing-kambing jawara, Satum bermain di kuadran kambing kebanyakan. Harga kambing kurbannya pun cukup terjangkau, kisaran Rp 2 juta hingga Rp 3,5 juta per ekor.

Jumlah pesanan menjelang Idul Adha ini mencapai 500 ekor lebih. Tetapi, ia membatasi hanya mengirim ke pemesan yang membayar langsung, tanpa tempo.

Ia tak mau berspekulasi, meski biasanya para pemesan kambing dengan sistem pembayaran jatuh tempo berani membayar lebih tinggi. Puluhan tahun berbisnis kambing mengajarkannya agar bersikap hati-hati.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya