Data Pribadi Milik 2.500 Personel Kepolisian Los Angeles Diretas

Departemen Personalia Los Angeles memperingatkan kepolisian bahwa ada penyusup yang mencuri data pribadi milik 2.500 personel polisi serta 17.500 data milik pelamar kepolisian.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 30 Jul 2019, 13:00 WIB
Aparat kepolisian berjaga di luar toko pakaian Marathon Clothing setelah insiden penembakan rapper kenamaan Nipsey Husle di Los Angeles, Minggu (31/3). Rapper yang masuk nominasi Grammy Awards 2019 itu sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tida

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Los Angeles (LAPD) menjadi korban dari peretasan data serius.

Departemen Personalia Los Angeles memperingatkan kepolisian, ada penyusup yang mencuri data pribadi milik 2.500 personel polisi serta 17.500 data milik pelamar kepolisian.

NBC LA dalam laporannya menyebut, Manager Umum Departemen Personalia Los Angeles Ted Ross mengatakan, pihaknya dihubungi oleh seseorang yang telah mengakses dan mengunduh data.

Orang tersebut memberikan segelintir file untuk membuktikan mereka benar-benar telah mengakses data milik kepolisian.

Mengutip CNET, Selasa (30/7/2019), informasi yag dicuri antara lain adalah nama lengkap, tanggal lahir, nomor seri pendaftaran karyawan, hingga detail login untuk melamar di kepolisian.

Selain data-data di atas, petugas menyebut, masih banyak lagi informasi pribadi yang dicuri oleh hacker. Sayangnya sampai saat ini belum diketahui siapa pelaku potensial dari pencurian data ini.

"Karena sangat berhati-hati, kami menerapkan lapisan keamanan ekstra di sekitar sistem personalia kami, serta meningkatkan pertahanan," tutur Ross.


Kepolisian Khawatir

Aparat kepolisian berjaga di luar toko pakaian Marathon Clothing setelah insiden penembakan rapper kenamaan Nipsey Husle di Los Angeles, Minggu (31/3). Nipsey Husle tewas setelah mendapatkan tembakan sebanyak enam kali dan ada dua orang yang dikabarkan terluka dalam kejadian itu. (Mark RALSTON/AFP)

Pihak kepolisian Los Angeles sendiri cukup khawatir dengan pencurian data di organisasinya sehingga meminta petugas untuk memantau akun keuangan mereka, mendapatkan laporan kredit, dan mengajukan keluhan ke Federal Trade Commision (FTC).

Dalam sebuah pernyataan, pihak kepolisian menyebut, pihaknya tengah mengambil langkah untuk mengamankan data dan menganggapnya sebagai masalah yang penting.

Hingga saat ini, tidak ada penjelasan detail mengenai bagaimana peretasan tersebut terjadi.

"Keamanan data sangatlah penting di Kepolisian Los Angeles dan kami berkomitmen melindungi privasi siapapun yang terkait dengan agen kami," kata juru bicara kepolisian.


Masalah Serius

Kawasan Asia Tenggara mulai menjadi pemain ekonomi skala besar sehingga memicu para hacker untuk melakukan penyerangan siber. (Doc: iStockphoto)

Liga Perlindungan Kepolisian Los Angeles mengatakan, pelanggaran data tersebut merupakan masalah keamanan yang serius dan mendesak.

Oleh karenanya, otoritas kota harus menyelidiki bagaimana hal itu bisa terjadi, sekaligus menjamin keamanan data.

"Kami juga menyerukan otoritas kota untuk menyediakan sumber daya dan bantuan yang diperlukan untuk setiap petugas yang terkena dampak pencurian data ini sehingga tidak ada masalah keamanan sebagai dampak peretasan," tutur Liga Perlindungan Kepolisian Los Angeles dalam pernyataannya.

Ross mengatakan, peretas mengaku telah mengunduh subset dari data pelamar kerja petugas kepolisian.

Dia menyebut, tak jelas apakah peretas benar-benar memiliki seluruh file yang diklaim telah diretasnya.

(Tin/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya