Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang kuartal II 2019 mencapai Rp 200,5 triliun. Angka ini naik 13,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun tahun lalu sebesar Rp 175,3 triliun.
Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani mengatakan, naiknya realisasi investasi juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja.
Realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pada kuartal II tahun 2019 mencapai 255.314 orang yang terdiri dari 141.153 orang di proyek PMDN dan sebanyak 114.161 orang di proyek PMA.
Dia menjelaskan, total investasi yang masuk pada kuartal II 2019 terdiri dari PMDN sebesar Rp 95,6 triliun atau naik 18,6 persen. Sementara investasi PMA yang masuk pada kuartal II sebesar Rp 104,9 triliun atau naik 9,6 persen.
Baca Juga
Advertisement
"Dari total investasi pada kuartal II 2019 menyumbang 25,3 persen terhadap target 2019 sebesar Rp 792 triliun," jelas Farah, di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (30/7).
Sementara untuk realisasi investasi semester I/2019 mencapai Rp 395,6 triliun. Angka ini naik 9,4 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 361,6 triliun.
Realisasi investasi pada semester I 2019 tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 182,8 triliun dan realisasi PMA sebesar Rp 212,8 triliun. Masing-masing naik 16,4 persen dan 4,0 persen.Berdasarkan daerah, realisasi investasi di semester I 2019 paling besar terjadi di pulau Jawa dengan investasi mencapai Rp218,1 triliun atau naik 5,8 persen.
Sementara luar pulau Jawa, lanjut dia, realisasi investasi mencapai Rp 177,5 triliun. Realisasi tersebut meningkat 14,2 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Jika menilik dari sisi lokasi proyek, maka Jawa Barat masih jadi yang tertinggi dengan Rp 68,7 triliun atau naik 17,4 persen. Kemudian DKI Jakarta dengan Rp54,5 triliun atau naik 13,8 persen.Selanjutnya ada Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing sebesar Rp 36,2 dan Rp 32 triliun. Lalu Banten dengan realisasi investasi Rp 24,6 triliun atau naik 6,2 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bertemu Jokowi, Putra Mahkota Abu Dhabi Bawa Investasi Rp 136 Triliun
Pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan menghasilkan sejumlah kerja sama di bidang ekonomi. Setidaknya, ada 12 nota kesepahaman (MoU) yang diteken Indonesia-Uni Emirate Arab (UEA).
Dari 12 nota kesepahaman yang diteken itu, 9 di antaranya merupakan kerja sama antara pemerintah RI dan UEA (G to G). Sementara itu, tiga lainnya adalah kerja sama business to business (b to b).
"Dari 3 MoU tadi yang business to business itu nilai totalnya sekitar Rp136 triliun atau USD 9,7 miliar," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Rabu (24/7/2019).
Retno menjelaskan kerja sama bersifat b to b diteken oleh Pertamina dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) untuk pengembangan fasilitas pengolahan minyak di Balikpapan, Kalimantan Timur. Kemudian, PT Chandra Asri Petrcochemical Tbk dan Mubadala, OMV untuk pengembangan industri petrokimia.
Kerja sama b to b ketiga diteken oleh PT Pelabuhan Indonesia Maspion dengan DP World Asia untuk pengembangan terminal peti kemas dan Kawasan Industri di Gresik, Jawa Timur.
"Selain kunjungan yang sangat bersejarah ini juga kunjungan yang sangat straight forward, konkrit dan detail bicara mengenai masalah ekonomi bicara mengenai masalah keumatan," jelas Retno.
Adapun kerja sama antara governmet to government atau G to G antara RI-UEA antara lain, peningkatan perlindungan investasi, penghindaran pajak berganda, industri, kepabeanan, pariwisata, kelautan dan perikanan, pertahanan, kekonsuleran, hingga kebudayaan.
Advertisement
Sri Mulyani Prediksi Investasi Semester I 2019 Tumbuh 5 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan investasi semester I 2019 bakal berada di kisaran angka 5 persen. Dirinya pun berharap laju investasi di semester selanjutnya akan tumbuh lebih baik.
"Semester I (diperkirakan) menurun lagi di 5 persen, jadi kita akan tingkatkan di semester II diharapkan momentum naik," katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Sri Mulyani mengatakan, dengan capaian sebesar 5 persen tersebut maka investasi di semester II ditargetkan mampu tumbuh di angka 6 persen.
"Kalau target kita tidak akan liat tapi saya harapkan semester II akan lebih baik dari kondisi semester I, Jadi kita bisa-bisa berharap bisa meningkat di 6 persen," katanya.
Seperti diketahui, berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) investasipada kuartal pertama 2019 atau periode Januari-Maret, realisasi investasi tercatat mencapai Rp 195,1 triliun atau naik 5,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu alias year on year(yoy).
Di mana realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp 87,2 triliun. Realisasi tersebut naik 14,1 persen dari sebelumnya Rp76,4 triliun pada kuartal I 2018.
Sementara, realisasi penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 107,9 triliun. Realisasi PMA kuartal I 2019 turun 0,9 persen dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 108,9 triliun.