Unik, Sultan Ottoman Turki Ini Ternyata Hobi Bertukang

Di balik kepemimpinan konservatifnya, ia memiliki hobi seperti rakyat jelata: bertukang dan membuat perabotan.

oleh Siti Khotimah diperbarui 30 Jul 2019, 15:32 WIB
Raja Ottoman Abdul Hamid II (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Imperium Ottoman adalah salah satu negara paling kuat dalam sejarah dunia. Saat itu pemerintahan berbentuk monarki.

Namun, ada satu kisah unik tentang Ottoman yang beribu kota di Konstantinopel itu. Sultan terakhir Abdulhamid II memiliki kegemaran bertukang dan membuat furnitur, menurut sebuah buku yang diterbitkan oleh putrinya.

Abdulhamid II adalah pemimpin dengan kekuasaan absolut, mengutip laman List Verse pada Selasa (30/7/2019). Ia sempat membubarkan Parlemen Ottoman dan berakhir digulingkan dalam kudeta tahun 1909.

Namun di balik kepemimpinan konservatifnya, ia memiliki hobi seperti rakyat jelata. Satu kegemaran favoritnya adalah pertukangan yang ia lakukan untuk menghilangkan penat. Ia berhasil membuat sejumlah perabotan yang digunakan oleh keluaganya secara pribadi.

Hobi lain sultan pamungkas Imperium Ottoman itu adalah membaca untuk mengatasi insomnia.

Abdul Hamid II juga seorang penggemar berat novel, khususnya genre detektif. Meskipun terjemahan Turki pertama dari kisah-kisah Sherlock Holmes baru diterbitkan pada tahun 1908, sultan telah membacanya bertahun-tahun sebelumnya. Ia bahkan telah mengumpulkan banyak koleksi.

Ketika Sir Arthur Conan Doyle dan istrinya mengunjungi Turki, sultan sebenarnya memanggilnya dan, melalui bendaharanya, memberi Doyle Ordo Medjidie untuk menghormati pencapaiannya.

 


Misteri Temuan Makam Suleiman dari Kesultanan Ottoman di Hungaria

Makam Suleiman dari Kesultanan Ottoman Ditemukan di Hungaria (The Guardaian)

Sementara itu, arkeolog menemukan sisa makam dari seorang sultan Ottoman yakni Suleiman I atau juga dikenal dengan nama Suleiman The Magneficent. Tokoh itu meninggal pada 1566 saat ia dan prajuritnya sedang berperang di Szigetvar selatan Hungaria. Hal itu dikemukakan oleh ahli sejarah, Nobert Pap dari University of Pecs.

Menurut Pecs, makam itu dibangun tak jauh dari tenda Suleiman saat ia memimpin peperangan lalu jatuh sakit dan mangkat. Penemuan itu terjadi saat tim arkeologi sedang menggali kemungkinan situs bersejarah, mereka menemukan makam dan bukti-bukti peninggalan Sultan yang dikenal dengan nama Kanuni itu.

"Kami memiliki data yang merujuk ke titik yang sama," kata Pap dalam presentasi temuan terbaru pada Rabu 9 Desember, 2015, seperti dikutip dari The Guardian.

Sampai kematiannya pada usia 71 tahun, Suleiman adalah sultan terlama Kesultanan Ottoman. Di bawah kekuasaannya, Turki sangat mendominasi kekuasaannya hingga ke di Balkan, Timur Tengah dan Afrika Utara selama 46 tahun pemerintahannya.

Apa yang diyakini makam sultan terletak di bekas pemukiman Ottoman dari Turbek, yang hancur di 1680-an. Penemuan pemukiman itu diumumkan oleh Pap pada tahun 2013.


Tubuh Sang Sultan Dibawa ke Konstantinopel?

Pekerja sedang membersihkan bagian atap dekat kubah Masjid Ketchaoua atau Katsyawah di distrik Casbah, Aljir, Aljazair, Rabu (15/11). Masjid ini dibangun pada masa Dinasti Ottoman di abad ke-17. (AFP Photo/Ryad Kramdi)

Sejarawan percaya jantung Suleiman dan organ-organ dikuburkan dalam makam dan tubuhnya dibawa kembali ke Konstantinopel atau sekarang dikenal dengan Istanbul.

Kematiannya di Szigetvar dirahasiakan selama 48 hari, untuk mencegah pasukannya menyerah.

Szigetvar dipertahankan oleh penduduk setempat yang dipimpin oleh bangsawan Kroasia-Hungaria Miklos Zrinyi. Pengepungan di kota itu terlalu banyak makan korban dari pihak Turki. Akibatnya, mereka tidak berhasil memasuki Wina kendati telah bertempur puluhan tahun lamanya.

Pap mengatakan beberapa struktur lainnya di dekat makam, masih di bawah tanah, yang kemungkinan itu adalah musholla dan sebuah biara darwis. Dia mengatakan pekerjaan penggalian di situs tersebut akan dimulai kembali pada bulan April 2016.

Suleiman adalah Sultan kerajaan Turki Utsmaniyah atau Kerajaan Ottoman yang ke-10.

Pria kelahiran 6 November 1494 itu berkuasa sejak 30 September 1520 hingga tahun 1566. Total, ia memerintah Turki Utsmaniyah atau Kesultan Ottoman selama 46 tahun.

Suleiman tenar karena pencapaiannya dalam penyusunan sistem undang-undang Utsmaniyah. Ia juga besar karena mampu menaklukkan banyak wilayah di Eropa, Timur Tengah dan Afrika Utara.

Pada abad ke-16, Suleiman adalah salah satu tokoh penting di Eropa. Di bawah kepemimpinannya, Turki Utsmaniyah atau menguasai wilayah-wilayah penting di dunia, seperti Laut Tengah, Laut Merah dan Teluk Persia.

Di bawah kepemimpinannya pula, Utsmaniyah melancarkan reformasi di tingkat legislatif yang berhubungan dengan masyarakat, pendidikan, perpajakan dan juga hukum kriminal.

Suleiman adalah seorang pelindung budaya yang sangat besar. Di bawah kendalinya, Utsmaniyah mengalami masa puncak kejayaan di bidang seni, sastra dan arsitektur.

Ia sendiri sangat pandai di bidang syair dan pintar membuat emas. Suleiman juga pintar di bidang bahasa, ia mahir bahasa Turki Utsmaniyah, Arab, Serbia, Chagatai dan Persia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya