Terlihat Sepele, Modus Tipuan Kartu Kredit ini Sering Terjadi

Meski terlihat sepele, modus tipuan kartu kredit ini ternyata sering terjadi dan tak disadari banyak orang

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 31 Jul 2019, 08:31 WIB
Ilustrasi Penipuan Kartu Kredit (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta Pernah kena tipu sebelumnya? Salah satu metode penipuan yang sedang marak terjadi adalah penipuan kartu kredit.

Penipuan ini bertujuan untuk menyadap informasi tentang kartu kredit seseorang dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi.

Ada banyak modus penipuan kartu kredit yang sering dilakukan. Metode penipuannya pun jauh lebih canggih, cepat, dan akurat.

Seperti apa contohnya? Meski terlihat sepele, modus tipuan kartu kredit ini ternyata sering terjadi dan tak disadari banyak orang, seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Mengelabui hingga Seseorang Tak Sadar Telah Tertipu (Phishing)

Sudah pernah mendengar istilah phising? Nah, phising adalah metode penipuan yang dilakukan dengan cara mengelabui korban yang menjadi target.

Untuk menjalankan aksinya, pelaku menggunakan modus percakapan melalui telepon, pesan singkat (SMS), ataupun e-mail dengan kalimat yang sopan dan halus, sehingga korban tidak menyadari kalau itu adalah penipuan.

Setelah beberapa lama, barulah pelaku akan menjurus ke pertanyaan untuk mengetahui nomor kartu kredit dan CVV. Agar tidak terkena jebakan, sebaiknya jangan membalas pesan atau panggilan dari pelaku. Apalagi kalau ada hal-hal yang mulai mencurigakan. 


2. Menawarkan Jasa Tertentu

Ilustrasi Foto Kartu Kredit (iStockphoto)

Seseorang yang tak dikenal menawarkan jasa untuk membuat kartu kredit baru? Sebaiknya jangan dipercaya, apalagi jika syarat-syarat yang harus dilengkapi berbeda dari pembuatan kartu kredit pada umumnya.

Kemungkinan besar orang yang menelepon Anda adalah penipu. Jika ingin membuat kartu kredit baru, lebih baik langsung datangi pihak bank.

Bawalah dokumen yang dibutuhkan agar proses pembuatan kartu kredit baru menjadi lebih cepat. Selain cepat, prosesnya juga lebih aman dan terpercaya.

3. Memberitahu Memenangkan Undian atau Mendapat Bonus

Pernah mendapat SMS yang berisi, “Selamat, kartu kredit Anda berhasil memenangkan undian sepeda motor, dan seterusnya?” Pesan seperti ini tidak perlu dipercaya, apalagi jika Anda merasa tidak pernah mengikuti undian tertentu.

Jika memang benar kartu kredit Anda berhasil memenangkan undian, maka pemberitahuannya pasti melalui telepon menggunakan nomor telepon resmi bank, bukan menggunakan nomor telepon pribadi.

Maka dari itu, cobalah untuk merahasiakan nomor ponsel Anda dari orang-orang yang tidak dikenal. Dengan demikian, pesan-pesan yang berbau penipuan pun tidak akan pernah mengusik hidup Anda. 


4. Mengirimkan Tautan (Link) Palsu

Ilustraasi foto Liputan 6

Ketika membuka e-mail atau situs tertentu, Anda sering menemukan link-link (tautan) yang ditautkan di suatu halaman. Tujuannya tak lain untuk memudahkan akses informasi ke situs lain.

Tapi, tidak semua link yang ditautkan bisa dipercaya. Kebanyakan link tersebut malah berbau scam alias penipuan yang menggunakan cara survei untuk mendapatkan identitas pribadi korban. 

Mirisnya lagi, beberapa dari link tersebut malah berisi virus. Apabila virus ini tidak dibersihkan, maka informasi pribadi Anda bisa tersadap dalam waktu yang singkat. Hati-hati, ya!

5. Pengunduhan Perangkat Lunak (Software)

Apabila software atau aplikasi yang diinginkan tidak tersedia di App Store atau Play Store, Anda sering menempuh jalan pintas yaitu mengunduh aplikasi lewat situs yang tidak terpercaya.

Misalnya saja link-link yang ditautkan di halaman website tertentu. Apakah cara ini aman? Tentu saja tidak. Link tautan tersebut biasanya sudah dilengkapi dengan virus tertentu.

Ketika virus ini masuk ke dalam gadget, maka data-data milik Anda akan tersadap secara otomatis, seperti data kartu kredit yang sudah diamankan dengan password atau kata sandi sekalipun.


6. Transaksi ‘Online’ atau Daring

Ilustrasi Foto Kartu Kredit (iStockphoto)

Siapa di sini yang suka belanja online? Anda perlu lebih berhati-hati saat hendak menyelesaikan transaksi online, terutama untuk metode pembayaran dengan kartu kredit.

Tidak sedikit toko online berusaha menipu konsumen yang berbelanja di toko mereka. Caranya dengan meminta nomor kartu kredit dan nomor CVV (tiga digit) yang ada di belakang kartu kredit.

Padahal Anda tahu kalau kedua nomor ini harus dirahasiakan dari siapapun. Sebelum berbelanja, sebaiknya cari tahu kredibilitas dari toko online yang dikunjungi.

Belanjalah di toko online yang sudah memiliki nama dan dikenal dengan banyak orang. Sebab, toko seperti ini tidak mungkin melakukan kecurangan yang merugikan pelanggannya.

7. Alat Penggesek Transaksi Kartu (Skimming)

Jika dibandingkan dengan enam modus penipuan kartu kredit di atas, maka skimming menjadi metode penipuan yang paling berbahaya. Penipuan ini dilakukan dengan cara menyelipkan alat elektronik berukuran kecil di mesin EDC untuk mengetahui informasi kartu kredit Anda.

Jika pelaku berhasil mendapatkan informasi kartu kredit, jangan heran bila tagihan kartu kredit Anda membengkak secara tiba-tiba. Untuk mengatasi penipuan ini, segera hubungi pihak bank dan mintalah agar bank memblokir kartu kredit Anda sehingga kartu kredit tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak berkepentingan.

Jaga Kerahasiaan Kartu Kredit Anda

Penipuan kartu kredit bisa menimpa siapa saja, termasuk Anda. Berhati-hatilah saat menggunakan kartu kredit untuk bertransaksi. Jangan berikan informasi kartu kredit Anda kepada siapapun dengan alasan apapun. Jadilah nasabah perbankan yang cerdas dan cermat, hindari berbagai bentuk penipuan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya