Industri Perbankan Sehat, Ekonomi Indonesia Stabil di Triwulan II 2019

Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati mengatakan, rapat reguler KSSK mencatat kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan II-2019 terjaga dengan baik.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2019, 14:35 WIB
Sri Mulyani pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali. Dok: am2018bali.go.id

Liputan6.com, Jakarta Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, rapat reguler KSSK mencatat kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan II-2019 terjaga dengan baik. Kondisi tersebut ditopang oleh industri perbankan yang tetap sehat dan pasar keuangan domestik yang cukup kondusif.

"Hasil pantauan tersebut dari sisi perekonomian Indonesia, sisi moneter fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan dan penjaminan simpanan rapat menyimpulkan bahwa stabilitas sistem keuangan triwulan II-2019 stabilitas sistem keuangan domestik tetap baik," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Sri Mulyani mengatakan, ada 3 faktor yang memperngaruhi terjaganya kondisi ekonomi dalam negeri. Pertama adalah ketidakpastian pasar keuangan global agak menurun dengan adanya langkah-langkah yang dilakukan oleh bank-bank sentral di negara maju dan juga diikuti oleh bank-bank sentral di negara berkembang yang melakukan pelonggaran moneter.

"Termasuk yang dilakukan oleh bank sentral Amerika yang akan diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan moneter nya," jelasnya.

Faktor kedua yang mempengaruhi adalah imbal hasil investasi portofolio di Indonesia masih kompetitif dan menarik dan ini meningkatkan efertite dari capital inflow di Indonesia, termasuk dengan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas yang terjaga.

Faktor ketiga, dilanjutkan Sri Mulyani, membaiknya persepsi terhadap prospek ekonomi Indonesia dengan meningkatnya sevoreign Indonesia dan juga perkembangan positif di sektor yang menimbulkan optimisme terutama pasca pemilihan umum.

"Berbagai perkembangan ini telah menyebabkan aliran masuk modal asing ke Indonesia dan ini kemudian menyebabkan terjadi perkuatan nilai tukar Rupiah kita dan juga meningkatkan kinerja dari pasar obligasi negara maupun pasar saham," tandasnya.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menko Darmin Yakin Target Pertumbuhan Ekonomi Bisa Tercapai

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution saat menjadi pembicara dalam acara Bincang Ekonomi di Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (2/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan bertahan di kisaran 5 persen. Pada tahun ini, pemerintah sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,2 persen, atau meleset dari perkiraan awal 5,3 persen.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap bisa kita pertahankan meningkat terus walaupun dengan tingkat pertumbuhan yang tidak termasuk tinggi kalau dibandingkan beberapa negara lain," kata Darmin dalam dalam rapat koordinasi nasional Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah di, Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Darmin mengambil contoh, pada tahun lalu atau 2018 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa terjaga di kisaran 5 persen. Padahal kondisi ekonomi pada saat itu tengah dihantam berbagai kondisi eksternal seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

"Pada 2018 pertumbuhan kita 5,17 persen dan pada triwulan I 5,07 persen," imbuhnya.

Pertumbuhan relatif tinggi tersebut diiringi dengan kualitas yang semakin baik, sebagaimana tercermin dari penurunan tingkat kemiskinan, pengangguran, dan penurunan ketimpangan serta penurunan inflasi.

 


Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Kondisi ekonomi Indonesia dinilai relatif baik dari negara-negara besar lain di Asean. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan pemerintah sepakat prognosis semester II 2019 dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya akan berada di angka 5,2 persen.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penyesuaian angka pertumbuhan ekonomi tersebut dilihat dari sisi permintaan dan produksi. Di mana dari sisi permintaan investasi dan konsumsi masih belum menunjukan hal positif.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya