Liputan6.com, Yogyakarta Jogja Cross Culture (JCC) membawa misi menjadikan Yogyakarta sebagai Kota Budaya Dunia. JCC bukan sekadar seni dan pertunjukan, melainkan menjadi gambaran budaya Yogyakarta dari berbagai zaman.
Acara ini untuk pertama kalinya akan digelar pada 3 sampai 4 Agustus 2019 di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Sesuai namanya, para pengisi acara berasal dari berbagai kalangan dan akan menampilkan acara lintas budaya yang kolaboratif.
“Ini sebenarnya pilot project karena baru pada 2020 JCC menjadi acara budaya tahunan dan ikonis di Yogyakarta,” ujar RM Altiyanto Henryawan, Program Director JCC, dalam jumpa pers di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (30/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Alti, JCC menjadi pilihan spesifik untuk mewujudkan misi Yogyakarta Kota Budaya Dunia karena latar belakang produk kebudayaan di kota ini. Sejak awal berdirinya, Yogyakarta berkembang menjadi kota yang saling silang budaya.
Ia mencontohkan sajian music cross culture dalam perhelatan ini akan menampilkan musik keprajuritan, musik berwarna kerajaan yang identik dengan Kasultanan Yogyakarta, serta produk musik di luar keraton, misal, karya Ki Hadjar Dewantara yang berjudul Kinanti Sandung. Bahkan, musik dari Yogyakarta pada era pra kemerdekaan juga mempengaruhi musisi dunia, seperti Linda Bandara.
“Tidak hanya musik, cross culture bisa diterapkan ke berbagai hal, bukan hanya pertunjukan tetapi merayakan budaya yang ada,” kata Alti.
Lewat kegiatan ini, penonton diharapkan memiliki sosial dan pengalaman budaya. Hal ini menjadi pembeda JCC dengan kegiatan seni dan budaya lainnya di Yogyakarta. Meskipun demikian, JCC bukan menjadi pesaing melainkan pelengkap perhelatan budaya Yogyakarta yang sudah ada.
Konsep Partisipatif
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menuturkan pelaksanaan JCC melibatkan masyarakat lokal, kampus, pemerintah, serta seniman. Pada elemen Kampung, sebanyak 14 Kecamatan di Kota Yogyakarta bergabung dan terlibat langsung di beberapa rangkaian acara, seperti pembuatan jenang khas Kota Yogyakarta yang diberi nama jenang Golong Gilig dan diluncurkan pada acara tersebut.
Perwakilan wilayah ini juga terlibat dalam penampilan tari rakyat yang juga digelar tepat di Titik Nol Kilometer melalui flash mob atau Njoged Njalar. Selain itu, masyarakat juga terlibat dalam kegiatan edukasi sejarah yang dikemas dalam acara Historical Trail Njeron Benteng. Aktivitas yang terbuka untuk umum ini mengajak pesertanya menyusuri tempat-tempat bersejarah Njeron Benteng.
“Ada juga kolaborasi seniman lukis yang menampilkan maestro lukis di Yogyakarta, seperti Nasirun, Joko Pekik, Kartika Affandi jika kondisinya memungkinkan, dan masih banyak lagi,” tutur Heroe.
Berikut jadwal acara JCC
Sabtu, 3 Agustus 2019
15:00 WIB Festival Jamu dan Kuliner - JAMFEST
19:30 WIB PAMBUKA
20:00 WIB WAYANG KOTA - Wayang Ukur dengan lakon KANCING JAYA
Minggu, 4 Agustus 2019
08:00 WIB Historical Trail - JERON JOURNEY
10:00 WIB JOGJA SKETSA bersama MAESTRO
12:00 WIB KERONCONG PARAMUDA
15:00 WIB Dolanan Bocah - nJOBO LATAR
16:00 WIB nJoged nJalar - JOG JAG NONG
19:30 WIB Historical Orchestra - SELARAS JUANG
20:30 WIB CELEBRATION (Launching GANDHES LUWES; Launching JENANG GOLONG GILIG; Road to JOGJA CROSS CULTURE 2020)
21:00 WIB Cross Culture Performance - réUnèn
Advertisement