Survei: Separuh Warga Amerika Serikat Sebut Donald Trump Rasis

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat secara resmi mengutuk Presiden AS Donald Trump atas serangan xenophobia terhadap empat anggota parlemen.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 31 Jul 2019, 10:05 WIB
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat menghadiri National Prayer Breakfast atau Sarapan Doa Nasional di sebuah hotel di Washington DC (8/2). (AFP Photo/Mandel Ngan)

Liputan6.com, Washington DC - Setengah dari orang Amerika percaya bahwa Donald Trump adalah rasis -- sudut pandang yang dimiliki bersama oleh mayoritas besar orang kulit hitam dan mayoritas Hispanik, menurut sebuah jajak pendapat baru yang baru selesai.

Lima puluh satu persen orang Amerika secara keseluruhan mengatakan Trump adalah rasis, sementara 45 persen mengatakan dia tidak, menurut jajak pendapat Nasional Universitas Quinnipiac.

Sementara itu ketika dikelompokkan ke dalam warna kulit, diketahui 46 persen pemilih kulit putih yang disurvei mengatakan Trump rasis dan 50 persen lainnya mengatakan tidak. Untuk golongan pemilih kulit hitam, 80 persen mengatakan Trump rasis, sementara 11 persen lainnya tidak.

Untuk pemilih Hispanik, 55 persen mengatakan Trump rasis sementara 44 persen sisanya tidak. Sementara itu jika didasarkan pada jenis kelamin pemilih, wanita lebih cenderung percaya bahwa Donald Trump rasis daripada pria.

Pasalnya, 55 persen pria mengatakan Trump tidak rasis jauh dari persentase wanita yang mengatakan Trump rasis yang mencapai 59 persen.

Meskipun memandang rasis, 61 persen pemilih yang disurvei mengatakan Kongres tidak perlu memulai proses impeachment terhadap Trump. Trump mengakui ia memang rasis.

Tersangkut Kasus Rasisme

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat secara resmi mengutuk Presiden AS Donald Trump atas serangan xenophobia terhadap empat anggota parlemen Demokrat minoritas.

Dikutip dari laman Channel News Asia, sejumlah anggota dewan dari partai Republik pun melakukan kecaman dan ada yang memberikan suara penolakan atas komentar rasis tersebut.

Komentar Donald Trump ini dinilai rasis dan melegitimasi, meningkatkan ketakutan dan kebencian terhadap orang Amerika berkilit kulit berwarna.

Sementara itu, Donald Trump telah berkomentar di Twitter dan membantah segala tuduhan yang arahkan kepadanya.

"Twit itu bukan rasis. Saya tidak punya tulang rasis dalam tubuh saya," tulis Trump dalam twitnya, saat anggota parlemen AS bersiap memberi suara untuk resolusi yang mengecam komentar rasialnya di media sosial.

Beberapa waktu lalu, Trump disebut telah secara tak langsung menyerang empat perempuan anggota parlemen AS, yang berasal dari komunitas Hispanik, Arab, Somalia, dan Afro-Amerika.

Dalam sebuah cuitan, Donald Trump melontarkan kritik ke anggota Kongres yang seolah mengatur pemerintahan dan mendesak mereka untuk "kembali" ke negara asal mereka.


Kecaman dari Negara Lain

Donald Trump telah mengancam penutupan sangat lama terhadap pemerintah AS apabila pendanaan untuk pembangunan tembok perbatasan tidak direstui. (AP File)

Kecaman terhadap twit Donald Trump tidak hanya datang dari dalam negeri. Sejumlah tokoh sentral dari negara lain juga turut mengutuk pernyataan berbau rasis sang presiden nyentrik.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, komentar Trump tentang wanita kongres adalah "bukan bagaimana kita melakukan sesuatu di Kanada".

"Orang Kanada dan orang-orang di seluruh dunia tahu persis apa yang saya pikirkan tentang komentar khusus itu,"  kata Trudeau, Senin.

Seorang juru bicara untuk Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan dia berpikir "bahasa yang digunakan ... benar-benar tidak dapat diterima".

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya