Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI buka suara terkait kabar wanita hamil diduga WNI simpatisan ISIS yang tewas dibunuh di kamp pengungsian Al-Hol (Al-Hawl), Suriah utara. Informasi itu mencuat pada Rabu 31 Juli 2019.
Kemlu RI, dibantu KBRI Damaskus, masih terus mengupayakan verifikasi korban yang diduga berkewarganegaraan Indonesia itu. Tetapi, situasi konflik di sana menyulitkan proses verifikasi.
Baca Juga
Advertisement
"Pemerintah, khususnya melalui KBRI Damaskus tengah berupaya memverifikasi kebenaran informasi, adanya perempuan yang diberitakan berkewarga-negaraan Indonesia meninggal di kamp Suriah," kata Penjabat Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah dalam pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (31/7/2019).
"Situasi konflik dan kekerasan bersenjata di Suriah membuat proses verifikasi tersebut tidaklah mudah dan kompleks. Terlebih lagi, merujuk ke pemberitaan, lokasi tempat kejadian berada dibawah pengawasan kelompok yang berseberangan dengan pemerintah Suriah," lanjutnya.
Kabar mencuat setelah manajemen kamp Al-Hol menerima laporan temuan mayat seorang perempuan di sebuah tenda kamp, menurut laporan kantor berita Hawar pada Rabu 31 Juli 2019.
Menurut Hawar, korban terbunuh oleh "teman-teman satu tenda."
Proses penanganan telah dilakukan oleh manajemen kamp, bekerjasama dengan Pasukan Keamanan Internal Suriah.
Jenazah perempuan terduga WNI simpatisan ISIS itu, yang diketahui bernama "Sodermini" (Sudarmini) telah dibawa oleh otoritas ke rumah sakit Kurdish Red Crescent, lanjut laporan Hawar.
Simak video pilihan berikut:
Dugaan Tewas Dianiaya
Setelah pemeriksaan medis, dokter forensik di rumah sakit itu melaporkan bahwa "Sodermini" (Sudarmini) meninggal dalam kondisi sedang hamil enam bulan, Hawar melaporkan.
Laporan forensik juga menyebutkan bahwa dia dipukuli dan disiksa yang ditandai dengan adanya memar di tubuhnya, dan Sudarmini dinyatakan telah meninggal akibat kekerasan.
Sudarmini adalah salah satu wanita petempur bayaran ISIS. Sudarmini berusia sekitar 30 tahun, diketahui memiliki ayah bernama Sardi, dan ibu bernama Nasia.
Sejauh ini motif di balik kematian Sudarmini yang diduga dilakukan oleh teman-temannya di kamp Al-Hol masih belum diketahui.
Kamp Al-Hol, yang menampung ribuan keluarga tentara bayaran ISIS, menyaksikan banyak kasus kekerasan antara keluarga-keluarga petempur ISIS, yang dianggap sebagai "bom waktu" untuk masalah yang besar di wilayah itu jika tidak dikendalikan.
Advertisement