3 Alasan Tottenham Hotspur Bisa Juarai Liga Inggris 2019-2020

Tottenham Hotspur pantas diwaspadai sebagai salah satu kandidat kuat untuk memenangkan juara Liga Inggris 2019-2020. Ini beberapa alasannya.

oleh Ario Yosia diperbarui 01 Agu 2019, 07:00 WIB
Para pemain Tottenham Hotspur merayakan gol. (AFP/Olly Greenwood)

Jakarta Tottenham Hotspur memang sudah lama tidak merebut gelar juara. Terakhir, The Liliwhite buang kesempatan itu saat kalah 0-2 dari Liverpool di final Liga Champions musim lalu.

Di Liga Inggris, Tottenham Hotspur juga belum jadi juara namun konsisten di lima besar. Torehan ini pantas diapresiasi. 

Sukses Harry Kane cs. lolos ke final Liga Champions musim lalu mempertegas status mereka sebagai tim elite.

Musim panas ini membuat Tottenham Hotspur bergerak cepat di bursa transfer. Spurs mendatangkan pemain Lyon, Tanguy Ndombele dan pemain Leeds United, Jack Clarke. Mauricio Pochettino fokus menambal kelemahan timnya agar bisa kompetitif di pentas Liga Inggris.

Pelatih asal Argentina itu bisa dibilang sukses membentuk tim solid dengan poros kekuatan pemain-pemain belia. Kalaupun Tottenham belum meraih satu gelar juara, hanya masalah waktu saja Pochettino bakal angkat trofi.

Melihat soliditas tim dan tak banyaknya perubahan yang dilakukan rasanya Tottenham Hotspur layak diperhitungkan dalam persaingan papan atas Premier League. Ada sejumlah alasan yang mendukung analisis tersebut. Simak di bawah ini:


Punya Lini Tengah yang Kuat dan Banyak Gelandang Serbabisa

Selebrasi Christian Eriksen usai mencetak gol ke gawang Samir Handanovic di menit ke-80 pada laga lanjutan Liga Champions yang berlangsung di stadion Wembley, Inggris, Kamis (29/11). Tottenham Hotspur menang 1-0 atas Inter Milan (AFP/Ben Stansall)

Lini tengah Tottenham Hotspur dikenal solid dan amat lentur. Sistem permainan yang dibangun Mauricio Pochettino membuat talenta individu gelandang Spurs tereksploitasi dengan baik.

Menggunakan patron dasar 3-5-2, 4-2-3-1, atau 4-4-2 (berlian), sekumpulan pemain pilar Spurs membuat mesin permainan timnya berjalan dengan energik.

Harry Kane, Son Heung-min, Christian Eriksen, Dele Alli, Lukas Moura, Harry Winks, figur permainan yang membuat permainan Tottenham bertenaga, terutama dari sisi ofensif.

Spurs terlihat tetap solid sekalipun salah satu pemain penting absen tak turun bertanding. Sistem permainan kolektivitas mereka amat kuat.

Harry Kane memang jadi andalan menjebol gawang lawan, namun tanpa dia pemain lain bisa menjalankan tugas sebagai pencetak gol.


Sebaran Gol yang Merata

Gelandang Tottenham, Lucas Moura, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Southampton pada laga Premier League di Stadion Wembley, London, Rabu (5/12). Tottenham menang 3-1 atas Southampton. (AFP/Ian Kington)

Harry Kane telah menjadi pencetak gol terbanyak Tottenham selama lima musim terakhir. Ia konsisten mencetak lebih dari 20 gol setiap musim.

Ia tidak sendirian jadi mesin gol. Eriksen menyumbang gol sekurangnya 10 gol buah per musim. Son kini juga jadi figur sentral di skema ofensif, rata-rata ia menyumbang 15 hingga 20 gol.

Di sisi lain, Dele Alli, Nacer Chadli, Erik Lamela, dan Lucas Moura juga bisa diandalkan sebagai pemain pemecah kebuntuan. Spurs secara konsisten memastikan mereka memiliki 4 atau 5 peluang emas dari pemain-pemain berbeda dengan sistem permainan mereka yang terbuka.


Belajar Banyak dari Kelemahan Musim Lalu

Pelatih Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino tersenyum saat melihat pemainnya berlatih selama sesi latihan tim di Amsterdam, Belanda (7/5/2019). Tottenham akan bertanding melawan Ajax Amsterdam pada leg kedua babak semifinal Liga Champions di Johan Cruijff Arena. (AFP Photo/Emmanuel Dunand)

Musim lalu, Spurs mencatatkan kemenangan terbanyak ketiga setelah Manchester City dan Liverpool.

Mereka mencetak gol terbanyak keempat, termasuk di antara 5 klub dengan pertahanan terbaik, dan juga ada di jajaran 5 besar tim paling rajin melepaskan tembakan ke arah gawang lawan.

Pada awal Februari 2019, Spurs membuntuti City dan Liverpool dengan perbedaan 5 poin saja. Serangkaian hasil jelek (4 kekalahan dan sekali imbang) mulai periode akhir Februari hingga sepanjang bulan Maret membuat mereka terlempar dari persaingan perburuan gelar Premier League.

Tottenham agaknya sudah belajar banyak dari kelemahan musim lalu. Mauricio Pochettino punya PR untuk menjaga keseimbangan permainan saat para pemainnya didera kelelahan.

Sumber: Sportskeeda

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya