Respons 3 Paskibraka Nasional 2019 dari Kalimantan Soal Pemindahan Ibu Kota Jakarta

Tiga orang Paskibraka Nasional 2019 merespons soal pemindahan Ibu Kota Jakarta ke Kalimantan

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 31 Jul 2019, 20:00 WIB
Calon Paskibraka 2019 dari Kalimantan. Dari kiri ke kanan mereka adalah Arina Qanita dari Kalimantan Timur, Ivana Maria Suilyn Tangkere dari Kalimantan Tengah, dan Thalia Putri Andriani dari Kalimantan Barat. (Foto: Liputan6.com/Aditya Eka Prawira).

 

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemindahan Ibu Kota Jakarta menarik perhatian para calon Paskibraka Nasional 2019 asal Kalimantan. Mereka adalah Thalia Putri Andriani dari Kalimantan Barat, Ivana Maria Suilyn Tangkere dari Kalimantan Tengah, dan Arina Qanita dari Kalimantan Timur. 

Ketiga cewek periang ini sontak berebut menjawab ketika ditanyakan pendapatnya tentang wacana pemindahan tersebut. Ivana dari Kalteng, mengatakan, selama bukan di wilayah Kalimantan Tengah, dia setuju saja.

“Karena kalau di Kalimantan Tengah nanti Kalimantan Tengah macet,” ujar Ivana sembari terkikik kepada Diary Paskibraka Liputan6.com di PP-PON Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (31/7/2019).

Dia pun menyarankan agar Kalimantan Timur dijadikan Ibu Kota selanjutnya. Mendengar itu, Arina dari Kaltim hanya mampu mengangguk-angguk setuju.

“Kalau saya sih setuju-setuju aja, karena mungkin kalau di Kalimantan Timur pasti bakal menjadi kota yang ekonomi, sosial, perdagangan semuanya ada di situ. Itu lebih memudahkan juga sih sebenarnya,” ujar anggota Paskibraka berjilbab ini.

Namun, Thalia dari Kalbar mengaku tidak setuju. Dia menilai, Kalimantan Tengah justru merupakan wilayah yang strategis untuk dijadikan Ibu Kota.

Selain itu, kemacetan juga dianggapnya mungkin saja akan menjadi seburuk Jakarta.

“Menurut saya cocoknya di Kalimantan Tengah, karena di tengah gitu. Mungkin kan pindah ibu kota itu kayak di Amerika, di Jakarta tuh pusat ekonomi, di Kalimantan Tengahnya jadi pusat pemerintahan,” ujar Thalia mantap.

“Jadi ndak mungkin macet-macet benar, mungkin di tengah ya biar pas gitu,” lanjutnya.

Mendengar jawaban Thalia, dua orang anggota Paskibraka yang duduk di sebelahnya langsung mendelik ke arahnya.

 

Saksikan Video Menarik Terkait Paskibraka Nasional


Anggota Paskibraka Nasional 2019 Ini Tak Mau Kalimantan Macet

Calon Paskibraka 2019 asal Kalimantan Barat, Thalia Putri Andirani. (Foto: Liputan6.com/Aditya Eka Prawira).

 

Thalia menyatakan, dia khawatir kampung halamannya di Kalimantan Barat akan menjadi macet seperti di Jakarta. Sebab, keadaan di sana saja dinilainya sudah tidak begitu teratur.

“Udah semerawut gitu loh. Gimana ya, macet, ndak macet-macet benar sih, tapi ndak terlalu tertata gitu. Kalau dipindahin lagi ke Kalimantan Barat mau jadi apa,” katanya khawatir.

Thalia juga tidak ingin Sungai Kapuas di Kalimantan Barat berakhir seperti Sungai Ciliwung di Jakarta. Sebab, saat ini saja Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia sudah tidak begitu terawat.

Karenanya, dia tidak bisa membayangkan bila wilayahnya dijadikan Ibu Kota.

“Apresiasi masyarakat tuh kurang. Buktinya di samping-sampingnya masih banyak sampah, terus ada pemukiman yang kumuh gitu, terus juga malah ada jamban saking masyarakatnya nggak terlalu peduli,” Thalia menjelaskan.


Anggota Paskibraka Nasional 2019 Takut Hutan di Kalimantan Habis

Calon Paskibraka 2019 dari Kalimantan Timur, Arina Qanita dan dari Kalimantan Tengah, Ivana Maria Suilyn Tangkere. (Foto: Liputan6.com/Aditya Eka Prawira).

Selain itu, ketiga cewek ini juga tidak ingin hutan di Kalimantan menjadi semakin menipis. Bagaimana tidak, hutan yang lebat adalah ciri khas dari Pulau Kalimantan.

Mereka khawatir bila Ibu Kota dipindah, hutan-hutan tersebut akan ditebang untuk dijadikan gedung.

“Kalimantan timur itu banyak hutannya juga. Takutnya ditebang dijadiin bangunan,” Arina menyampaikan.

“Kalimantan kan terkenal dengan hutannya banyak, malah kalau jadi Ibu Kota kan kayak apalagi ciri khas dari Kalimantan hilang,” sambung Ivana.


Paskibraka 2019 Ini Imbau untuk Jaga Keindahan Kalimantan

Calon Paskibraka 2019 dari Kalimantan. Dari kiri ke kanan mereka adalah Arina Qanita dari Kalimantan Timur, Ivana Maria Suilyn Tangkere dari Kalimantan Tengah, dan Thalia Putri Andriani dari Kalimantan Barat. (Foto: Liputan6.com/Aditya Eka Prawira).

Ivana dari Kalteng mengatakan, bila Kalimantan dijadikan Ibu Kota, maka sebaiknya potensi keindahan yang ada di sana tetap dijaga. Dia berharap, ciri khas kampung halamannya tetap bisa dipertahankan.

Terutama terkait dengan keberadaan Suku Dayak. Begitu juga dengan keberadaan sungai bakau dan pantai di Kalimantan.

“Kalau misalnya Ibu Kota pindah kan pasti semuanya berubah, kayak adatnya juga. Kayak Dayak kan yang udah di pedalaman masa tambah ke pedalaman lagi,” ungkapnya. 

“Pantai Ujung Pandaran juga bagus kalau misalnya tertata baik. Ini tuh nggak, kayak kotor, sampah dimana-mana, mungkin bahkan binatang yang ada di situ pun ikut mati. Saya sering liat tuh di pinggir-pinggir kan,” imbuh dia.

Meski begitu, Thalia dari Kalbar tetap optimis dengan wacana pemindahan Ibu Kota ini. Dia yakin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mungkin sembarangan dalam merencanakan pemindahan ini.

“Menurut saya mungkin itu bukan masalah, karena pasti udah dipikirkan oleh para ahli, kemudian bukan cuma keputusan yang dibuat dalam beberapa menit. Jadi menurut saya ndak masalah,” dia mengakhiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya