Erupsi Gunung Kerinci, dari Rekomendasi hingga Pendaki

Meski begitu, status Gunung Kerinci masih berada di level II atau waspada.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 01 Agu 2019, 07:21 WIB
Gunung Kerinci. (Liputan6.com/ Gresi Plasmanto)

Liputan6.com, Jakarta - Semburan kolom abu vulkanik menyeruak dari Gunung Kerinci, Jambi, Sumatera Barat. Semburan ini terjadi pada Rabu, 31 Juli 2019.

Semburan kolom abu vulkanik Gunung Kerinci keluar setinggi 800 meter di atas permukaan laut teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur laut dan timur, pada pukul 12.48 WIB.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi melalui akun Twitternya @vulkanologi_mbg mengunggah sebuah foto dan menulis, kondisi cuaca di sekitar Gunung Kerinci saat terjadi erupsi nampak cerah.

Puncak Kerinci terletak pada koordinat 1°41'48" LS101°15'56" BT. Puncaknya berupa kawasan tidak bervegetasi yang mengelilingi kawah dalam selebar 600 meter.

Berikut 5 hal terkait semburan kolom abu vulkanik Gunung Kerinci yang dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Status Waspada

Sejumlah pendaki sempat dilarang mendaki hingga ke puncak Kerinci karena sempat mengeluarkan asap hitam. (Foto: Dok.BB-TNKS/B Santoso)

Semburan kolom abu vulkanik Gunung Kerinci, Jambi, Sumatera Barat, setinggi 800 meter di atas permukaan laut teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur laut dan timur, pada Rabu, 31 Juli 2019 pukul 12.48 WIB.

Meski terjadi erupsi, menurut Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani, status Gunung Kerinci masih di level II atau waspada.

 


2. Keluarkan Rekomendasi

Hamparan perkebunan teh peninggalan Belanda masih asri terjaga di kaki Gunung Kerinci. (B Santoso/Liputan6.com)

Meski status Gunung Kerinci waspada, Kasbani menyebut otoritasnya tetap menerbitkan rekomendasi.

"Masyarakat di sekitar Gunung Api Kerinci dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki kawah yang ada di puncak gunung api di dalam radius 3 Kilometer dari kawah aktif. Artinya masyarakat dilarang beraktivitas di dalam radius bahaya atau KRB III," ujar Kasbani dalam keterangan tertulisnya.

Rekomendasi lainnya, yaitu soal jalur penerbangan. Dia menyarankan jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari. Alasannya karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.

Sementara itu, pihak PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM telah menerbitkan peringatan keselamatan penerbangan pada hari ini ditandai dengan warna oranye.

Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi di Sumatera, gunung berapi tertinggi di Indonesia dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua.

Gunung yang terletak dekat pantai barat dan terletak sekitar 130 Kilometer sebelah selatan Padang Provinsi Sumatera Barat itu berjenis stratovolcano. Gunung ini terakhir meletus pada tahun 2009.

 


3. Cuaca Cerah

Gunung Kerinci (FOTO: Twitter PVMBG)

Gunung Kerinci erupsi, Rabu, 31 Juli 2019 pukul 12.48 WIB. Hal ini diungkap oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi lewat twitternya @vulkanologi_mbg.

Dalam foto yang terlihat dari akun media sosialnya, kondisi cuaca di sekitar Gunung Kerinci saat terjadi erupsi nampak cerah. Hanya terlihat kolom abu berwarna kelabu yang muncul di atas puncak gunung tertinggi di Sumatera ini.

Dari info yang diungkap PVMBG, kolom abu teramati kurang lebih 800 meter di atas puncak. Atau sekitar 4.605 meter di atas permukaan laut.

 


4. Pendaki Bertahan

Gunung Kerinci. (Liputan6.com/ Gresi Plasmanto)

Kepala Resort Pos Jaga Pendakian Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci, Evarizal Mirzal menyebutkan, terdapat 30 pendaki yang masih bertahan di Gunung Kerinci saat terjadi erupsi.

"Pendaki yang di atas ada 30 orang dan sekarang petugas kita lagi menyusul ke atas Gunung Kerinci," kata Evarizal kepada Liputan6.com.

Sesuai instruksi dari Pos Pengamatan Gunung Kerinci, saat ini pihaknya mulai menutup sementara jalur pendakian di R10 Desa Kersik Tuo, Kayu Aro, Kerinci. Penutupan sementara pendakian tersebut, dilakukan hingga kondisi normal kembali.

"Tim kita sudah siaga di pos penjagaan untuk mengantisipasi jika terjadi erupsi susulan, dan sekarang untuk pendakian juga kita setop," katanya.

 


5. Erupsi Terjadi Setiap Tahun

Gunung Kerinci erupsi pada 31 Juli 2019 pukul 12:48 WIB (Dok.Instagram/@kabargeologi/https://www.instagram.com/p/B0kmvhWBlG1/Komarudin)

Gunung Kerinci merupakan gunung berapi bertipe stratovulcano yang masih aktif dan terakhir kali meletus pada tahun 2009. Saat ini, status gunung dengan julukan atap Sumatra (3.805 MDPL) itu dalam status waspada level II sejak tahun 2007.

Kepala Bidang Mitigasi pada Pos Pengamatan Gunung Api Kerinci, Hendra mengatakan, Gunung Kerinci setiap tahun minimal satu kali mengalami erupsi. Sebab, gunung tersebut adalah gunung berapi aktif sehingga rutin erupsi.

Gunung Kerinci, kata dia, sudah berulang kali mengalami erupsi. Namun, tidak pernah tercatat adanya letusan yang sangat menghancurkan.

"Bulan Juni 2019 lalu juga erupsi. Ini kejadian erupsi biasa dan hampir setiap tahun sekali memang erupsi," kata Hendra.

Selain itu, pihaknya merekomendasikan agar warga di kaki Gunung Kerinci dan pendaki dilarang mendaki kawah aktif radius 3 kilometer. Sebaliknya juga jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci agar dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu.

"Kondisi di kaki Gunung Kerinci aman, dan masyarakat masih beraktifitas normal," Hendra menambahkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya