Liputan6.com, Cirebon - Motif batik Mega Mendung Cirebon salah satu motif yang banyak dikenal hingga menjadi kebanggaan warga Pantura Jawa Barat.
Motif batik dengan pola awan ini sering digunakan dalam berbagai kegiatan. Bahkan, batik Mega Mendung Cirebon ini juga sudah banyak dikenal hingga ke mancanegara.
Baca Juga
Advertisement
Namun, apa pesan makna dan filosofi yang tersimpan dalam motif Mega Mendung Batik Cirebon itu sendiri. Maestro Batik Cirebon Katura mengatakan, motif mega mendung menyimpan pesan terkait nilai-nilai kesabaran.
Dia mengatakan, proses membuat batik Mega Mendung butuh kesabaran. Dalam motif Mega Mendung terdapat tujuh gradasi warna yang menjadi pelapis.
"Gradasinya tujuh dari biru tua sampai biru muda," sebut Katura, Kamis (1/8/2019).
Dia menjelaskan, Mega Mendung terdiri dari kata mega yang berarti langit atau awan, serta mendung atau langit yang meredup biasanya ada pada saat akan turun hujan. Gradasi yang ada di motif Mega Mendung tersebut sesuai dengan tujuh lapisan yang ada di langit.
Istilah mendung diartikan dalam kehidupan manusia sebagai sifat yang sabar, tidak mudah marah. "Jadi filosofi batik Mega Mendung sendiri yaitu jangan pernah mudah marah atau mudah panasan," kata dia.
Dalam membatik motif Mega Mendung, seorang disyaratkan untuk bersabar, tak mudah emosi, dan telaten. Begitu juga pengguna batik mega mendung.
Pangeran Losari
Pengguna batik motif mega mendung juga diharapkan dapat menjadi orang yang sabar.
"Pembuat batik Mega Mendung jangan dalam kondisi marah dan yang memakai motif Mega Mendung sejatinya harus bisa mendinginkan suasana," ujar Katura.
Dari arti dan filosofi itu, Katura sendiri mengaku masih takut dan khawatir saat membuat maupun mengenakan batik bermotif mega mendung.
"Posisi gambar Mega Mendung sendiri harus horizontal atau mendatar. Bukan vertikal atau berdiri. Karena mendungnya awan itu bermakna mendinginkan suasana di bawahnya," sambung Katura.
Terpisah, pecinta Batik Cirebon Elang Hilman mengatakan, motif Mega Mendung tidak hanya terdapat pada kain batik. Motif tersebut juga ada di Kereta Jempana milik Keraton Kanoman Cirebon.
Dia menjelaskan, motif Mega Mendung dibuat oleh Pangeran Losari yang merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati. Saat itu, Pangeran Losari juga terinspirasi dari motif China.
"Bedanya Mega Mendung dengan motif awan milik Tionghoa cuma gradasi. Motif awan milik China tidak ada gradasi warna," sebut dia.
Hilman mengatakan, motif Mega Mendung diciptakan untuk saling mengayomi. Ini terlihat dari dua kata Mega dan Mendung.
"Mega itu menggambarkan awan yang luas dan Mendung itu simbol Keraton Cirebon yang berkewajiban mengayomi dan melindungi rakyatnya. Selalu membawa sejuk dan kedamaian," jelas Hilman.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement