Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa kegiatan yang terkadang butuh untuk mengendalikan siklus mensturasi, misalnya saat menunaikan ibadah haji. Pada umumnya, cara mengendalikan siklus menstruasi menggunakan obat hormon dalam bentuk pil oral. Ada juga cara lain dengan suntik hormon bisa dilakukan.
Memang, suntik hormon jarang dilakukan untuk mengendalikan siklus menstruasi. Cara ini kurang menghasilkan efek maksimal ketimbang penggunaan pil oral.
Advertisement
"Bisa menggunakan suntik hormon tapi lama sekali efek yang akan dihasilkan. Mengendalikan (siklus menstruasi) juga susah," kata dokter spesialis konsultan obstetri dan ginekologi, M Ilhamy Setyahadi saat Live Streaming Radio Kesehatan, Kementerian Kesehatan, ditulis Kamis (1/8/2019).
Hormon dalam penggunaan obat oral maupun suntik, yakni hormon progesteron. Hormon ini merupakan hormon yang paling berpengaruh terjadinya siklus menstruasi.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Harga Lebih Mahal
Selain itu, suntik hormon progesteron untuk mengendalikan siklus menstruasi terbilang sulit diatur dan mahal. Pasien harus mengetahui secara tepat, kapan dia menstruasi dan berapa hari siklus menstruasi.
Faktor lain suntik hormon jarang dipilih karena perlu pengaturan jadwal untuk suntik hormon tidak mudah. Suntik hormon pun termasuk sulit diperoleh.
"Suntik hormon ini mahal juga. Regulasi (mengatur jadwal suntikan) susah. Misalnya, buat yang beribadah haji dan pengen menunda kan harus suntik hormon. Kalau di sana (Tanah Suci) enggak tersedia suntikannya gimana? Malah menstruasi nanti," ujar Ilham yang berpraktik di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta.
Dia juga mengingatkan bahwa untuk bisa mengendalikan siklus menstruasi harus dalam pengawasan dokter obstetri dan ginekologi.
Advertisement