Kopi Indonesia Mulai Kalah Saing dari Vietnam

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengakui kopi asal Indonesia mulai kalah saing dibanding kopi asal Vietnam

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Agu 2019, 14:15 WIB
Ilustrasi Foto Biji Kopi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, kondisi industri perkebunan di Indonesia saat ini mulai ketinggalan dari negara lain.

Padahal, dulu Indonesia sempat dikenal dengan hasil perkebunan yang melimpah ruah. Namun kini rupanya Indonesia mulai disalip oleh negara lain.

Menko Darmin mencontohkan komoditas kopi Indonesia yang dulu pernah berjaya. Namun, kini keberadaannya tenggelam oleh ketenaran kopi asal Vietnam. 

"Tadinya kita pernah berjaya soal kopi. Kopi Amerika Latin itu, Indonesia dulu, baru Amerika Latin. Sekarang dia jauh lebih dominan. Bahkan Vietnam yang baru muncul 20 tahun terakhir itu mengalahkan kita," kata dia, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Menko Darmin mengatakan negara-negara lain dapat melangkah lebih maju sebab memiliki hasil-hasil riset yang diaplikasikan.

Selain kopi, kini lada Indonesia juga mulai kalah oleh lada Vietnam. Bahkan hal itu mulai dikeluhkan sebab produktivitas lada Vietnam dianggap lebih bagus dan pedas.

"Bahkan Gubernur bangka Belitung sekarang suka mengeluh, katanya ladanya Vietnam itu bukan hanya produktivitasnya lebih bagus, pedasnya pun," ujar Darmin.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Indonesia Unggul soal Kelapa Sawit

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution saat menjadi pembicara dalam acara Bincang Ekonomi di Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (2/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Menko Darmin mengungkapkan, saat ini yang masih cukup unggul dari Indonesia adalah kelapa sawit. Pasalnya riset di komoditas tersebut masih lebih baik dibandingkan komoditas lain.

"Kenapa demikian? karena perkebunan kita setelah zaman Belanda makin didominasi perkebunan rakyat dan pemerintah tidak combine dengan riset. Nah satu-satunya komoditi yang dominan dan berjaya adalah sawit," tutupnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya