PLN: Pembangkit Listrik Bukan Biang Kerok Polusi Udara Jakarta

PLN menegaskan polusi udara di DKI Jakarta bukan berasal dari asap pembangkit listrik

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Agu 2019, 15:45 WIB
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Kondisi ekonomi Indonesia dinilai relatif baik dari negara-negara besar lain di Asean. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) menegaskan, tingginya tingkat polusi udara yang dialami Jakarta‎ bukan berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), sebab letak infrastruktur kelistrikan tersebut jauh dari Jakarta.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan, polusi udara Jakarta yang terjadi belakangan ini‎ bukan berasal dari pembangkit listrik. Sebab emisi yang dihasilkan dari pembangkit listrik yang ada di Jakarta relatif kecil.

"Kalau lihat ke atas gedung-gedung itu asap semua. Katanya salah satu kontributor polusi Jakarta adalah PLTU. Setelah berdiskusi bukan PLTU," kata Made, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

‎Menurut Made, pembangkit yang ada di Jakarta tersebut merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) menggunakan energi gas. Emisi yang ditimbulkan dari hasil pembakaran gas pun sangat rendah tidak seperti yang dihasilkan dari Bahan Bakar Minyak (BBM) dan batubara.

‎"Muara Karang Pembangkit dekat sini PLTGU itu gas tidak ada asapnya," tutur Made.

Made melanjutkan, untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang terdekat PLTU Suralaya Banten yang berjarak 100 Km dari Jakarta.‎ Namun sebaran asap hasil pembakaran batubara dari PLTU dengan kapasitas 3.400 MW ini hanya mencapai radius 30 Km.

Untuk setiap PLTU, dilengkapi dengan teknologi penangkap karbon dan rendah emisi, sehingga dapat meredam polusi udara dari hasil pembuangan pembakaran ‎batubara.

"Jadi tidak benar setiap pltu yang dibangun dilengkapi dengan ultra super critical debu yang keluar rontok bersama fly ash," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


JK: Mobil Listrik Perlu untuk Atasi Polusi Udara

Seorang wanita memakai masker pelindung sambil bermain ponsel di Jakarta, Rabu (17/7/2019). Dinkes DKI menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas untuk mencegah dampak polusi udara pada tubuh. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan polusi saat ini. Salah satunya adalah masyarakat lebih banyak menggunakan mobil. Sebab itu, JK menganjurkan pengembangan kendaraan listrik.

"Jakarta dianggap kota yang paling tidak bersih udaranya, itu sebagian besar karena mobil. Karena itulah maka perlu mengembangkan mobil listrik," kata JK di Hotel Dharmawangsa Jakarta, Rabu (31/6/2019).

Dia menjelaskan, pengembangan kendaraan listrik juga dapat memberikan edukasi bahwa tidak kalah berkualitas dengan mobil berbahan bakar fosil. N antinya akan terjadi transformasi energi.

"Tentu antara lingkungan dan bisnis itu sangat bisa terjadi transformasi energi itu menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dicermati dan dilakukan secara bersama-sama," lanjur JK.

JK juga menjelaskan potensi Indonesia dalam energi terbarukan sangat besar. Energi panas bumi hingga gelombang air bisa dimaksimalkan

"Potensi kita cukup kuat, geothermal cukup, sehingga bisa mencapai 40 ribu megaWatt. Hidro kira-kira bisa 60 ribu megawatt potensinya," jelas JK.

Sebelumnya JK mengatakan Peraturan Presiden (Perpres) terkait mobil listrik bakal terbit dalam waktu dekat. Jusuf Kalla mengatakan, pembahasan secara teknis perpres telah rampung.

"Sebenarnya pasti keluar dalam waktu singkat ini. Sekali lagi, secara teknisnya sudah oke," kata JK.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya