Liputan6.com, Jakarta Bukalapak mencatat kinerja bagus pada Semester I 2019. Hingga Juni 2019, Bukalapak berhasil mencatat annalized run rate paid GMV sebesar USD 5 miliar, dengan lebih dari 2 juta transaksi per hari.
Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky mengatakan dengan kenaikan tansaksi ini berhasil mendongkrak laba bruto perusahaan yang naik dua kali lipat dari pencapaian Desember 2018. Tercatat hingga Juni, terdapat 4 juta pelaku UMKM dan 2 juta Mitra Bukalapak yang bergabung dengan e-commerce asli Indonesia ini.
Dijelaskannya, selama 9 tahun perjalanan Bukalapak, sebanyak 2 juta warung/toko kelontong dan agen wirausaha mandiri Mitra Bukalapak telah hadir di 477 dari 514 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
"Rata-rata jumlah pelanggan Warung Mitra juga dua kali lebih banyak dari pengunjung toko di pusat perbelanjaan," kata Achmad Zaky dalam keterangannya, Kamis (1/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan, sejumlah Mitra Bukalapak tidak hanya sebatas menjual produk kelontong saja, melainkan kini sudah berkembang dengan menjual produk virtual seperti token listrik, pulsa, PDAM, BPJS dan tiket kereta.
“Hal ini membuat kesempatan untuk meningkatkan keuntungan bisnis semakin besar. Misalnya, total penjualan token listrik dalam 1 bulan di semua Mitra Bukalapak dapat menerangi lebih dari 800.000 rumah di Indonesia,” tambah dia.
Bahkan Zaky mengaku bangga dengan adanya pelapak yang berhasil ekspor produk petama kalinya setelah join di Bukalapak. Kini produknya sudah diekspor ke Singapura, Malaysia, Taiwan, Brunei Darussalam dan Hongkong melalui BukaGlobal.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perjuangan Bukalapak
Diceritakannya, pencapaiannya selama ini merupakah jerih payah dirinya bersama tim ketika membangun Bukalapak. Kala itu Nugroho Herucahyanto yang saat ini menjabat sebagai Chief Technology Officer dan Fajrid Rasyid sebagai Co-Founder dan Presiden Bukalapak bersusah payah memulai Bukalapak.
Sembilan tahun silam, kata Zaky, e-commerce belum dipercaya oleh masyarakat karena dianggap identik dengan penipuan. Namun perlahan ekonomi digital ini terus bangkit. Bahkan kini ekonomi digital menjadi bagian dari penggerak ekonomi Indonesia.
"Ke depannya, kami ingin menciptakan dampak yang lebih luas. Menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak, mentransformasi teknologi agar lebih banyak orang memliki akses terhadap berbagai layanan finansial, menaikkelaskan lebih banyak warung di Idi lebih abanyak kota di Indonesia, dan membantu pemerintah mewujudkan e-government," pungkas Zaky.
Advertisement