Penataan Jalur Puncak Bogor Rampung 2020

Pemerintah saat ini tengah menata jalur puncak Bogor dari arah Jakarta untuk mengurangi kemacetan

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 01 Agu 2019, 18:15 WIB
Kendaraan bermotor terjebak antrean menuju kawasan Puncak di Tanjakan Selarong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/6/2019). Memasuki lebaran hari kedua, beberapa titik di kawasan Puncak mengalami kemacetan akibat tingginya tingkat kunjungan wisatawan domestik. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah rencananya bakal membuka jalur puncak Bogor baru dari arah Jakarta. Ini dilakukan untuk mengurai kepadatan lalu lintas yang selama ini sering terjadi di kawasan tersebut.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membenarkan bahwa jalur baru tersebut akan dibangun. Namun, ia mengatakan, proses pembangunan untuk saat ini akan lebih berfokus kepada pembenahan jalan raya ke arah Puncak yang sudah eksisting.

"Puncak itu strateginya kita perbaiki dulu yang jalur sekarang. Dilebarkan, ditata dulu, jadi makanya kita membuka 5 ha untuk memindahkan PKL (Pedagang Kaki Lima). Kemudian jembatan-jembatan kita lebarkan," papar dia di Jakarta, Kamis (1/8/2019).

"Yang diutamakan yang (jalan) Puncak sekarang ini kita tata dulu, dilebarkan, ditata PKL-nya, karena itu daerah wisata. Kalau sudah, baru saya lanjutkan yang Puncak 2," dia menambahkan.

Dia menyatakan, proses perapihan jalur eksisting seperti pelebaran jalan dan lain-lain sudah berlangsung selama 2 tahun. Secara target, seluruh kegiatan itu diproyeksikan selesai pada tahun depan.

Jika proses pembenahan jalan eksisting telah rampung, ia melanjutkan, pengerjaan Jalur Puncak II dengan rute Sentul-Babakan Madang-Sukamulya-Kota Bunga (Cipanas, Kabupaten Cianjur) baru dapat dimulai.

"Kalau itu sudah selesai kita lebarkan, baru saya mikir yang Puncak 2, yang Sentul ke Taman Bunga. Itu ada sekitar 50 km," ujar Menteri Basuki.

Dengan dibangunnya Jalur Puncak II, ia pun yakin itu akan efektif untuk mengurai kemacetan panjang yang kerap terjadi di area Puncak pada saat masa liburan. "Iya. Yang pasti pecah (volume lalu lintasnya)," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemerintah Akan Bangun Jalur Baru ke Puncak Bogor

Sejumah kendaraan terjebak kemacetan menuju kawasan Puncak di Tanjakan Selarong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/6/2019). Memasuki lebaran hari kedua, beberapa titik di kawasan Puncak mengalami kemacetan akibat tingginya tingkat kunjungan wisatawan domestik. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana membuka jalur baru untuk menuju ke arah Puncak Bogor. Ini dilakukan untuk mengurai kepadatan yang selama ini terjadi di kawasan tersebut.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setyadi mengatakan, selama ini untuk mengatasi kemacetan di kawasan Puncak Bogor kepolisian hanya mengandalkan buka tutup jalan. Padahal, upaya tersebut belum bisa mengatasi volume kendaraan yang terjadi pada saat Sabtu dan Minggu.

"Kita harus sudah melihat kepada pembangunan infrastruktur yang lain di sekitar Puncak Puncak 2 maupun Puncak 3," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (31/7/2019).

Budi mengatakan sejauh ini rencana pembukaan jalur baru tersebut sudah dikoordinasikan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pihaknya akan melakukan survei secara bersama dan menggelar hasil evaluasi terkait temuan-temuan yang ada di lapangan.

"Saya sudah membentuk kerja sama dengan Kementerian PUPR hasil dari itu semua nanti akan kita lakukan survei bareng setelah itu baru akan kita lakukan rapat koordinasi sehingga jangka panjangnya apa yang kita lakukan," katanya

"Memang menurut saya perlu ada jalan baru. Jangka panjang itu membuka Puncak 2 Puncak 3 itu yang dari Citeureup sama Jonggol. Jadi mobil-mobil yang dari Jakarta mau ke arah Cianjur tidak usah lewat Puncak," sambungnya.

 


Jarak Tempuh Berbeda

Imbas sebagian ruas Tol Cikampek ditutup, jalur Puncak Bogor macet 20 KM. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Budi melanjutkan, untuk jalan baru tersebut masing-masing jaraknya akan berbeda. Untuk jalur Puncak 3 dibutuhkan sampai dengan 100 kilometer (Km). Kendati begitu dia mengakui, dalam implementasinya masih ada beberapa kendala seperti jalur yang dianggap belum memadai.

"Akses jalannya masih ada yang sempit masih ada yang masih jurang dan kita tanyakan lagi sama PUPR," jelasnya.

Dia menambahkan, untuk mengatasi kepadatan di jalur puncak, sementara waktu pihaknya tetap akan melakukan rakayasa lalu lintas seperti yang sudah dilakukan sebelumnya. Mulai dari buka tutup jalan, hingga menertibkan beberapa kendaraan yang parkir di bahu jalan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya