Liputan6.com, Purwokerto - Batik tak sekadar seni rupa. Manifestasi spiritual tertuang dalam tiap goresan sketsa yang lantas diterjemahkan dengan canthing. Batik adalah spirit yang dituangkan dalam selembar kain.
Lebih sederhana, kain batik adalah penuangan ide, gagasan atau persepsi sang seniman. Misalnya, bagaimana ia menerjemahkan alam sekitar.
Ini lah yang kemudian dikembangkan di SMP Negeri 5 Purwokerto. Membatik, menjadi salah satu pelajaran wajib untuk anak didiknya.
Tentu saja, karena berada di Banyumas, pengaruh batik lokal begitu kuat. Batik Banyumasan ditandai dengan dasarnya yang kuat dan motif besar dan tegas.
Baca Juga
Advertisement
Warna dasar kuat menandakan keteguhan. Adapun motif batiknya yang tegas dan besar adalah cermin tegas, terus terang atau cablaka dan kesetaraan sebagai spirit warga Banyumas.
Mulai tahun 2018 lalu, SMP N 5 Purwokerto secara resmi meluncurkan kelas membatik. Pelajarannya adalah desain dan praktek membatik. Tiap pekan, siswa diberi pelajaran selama tiga jam pelajaran, melalui pelajaran seni rupa.
Guru Seni Rupa SMP Negeri 5 Purwokerto, Cipto Pratomo mengatakan lewat batik, sekolah ingin mengajarkan keterampilan, sekaligus filosofi luhur batik. Dalam tiap lembar batik, ada pesan mulia dan teladan.
Sekolah ini kini juga sudah memiliki seragam batik yang merupakan karya siswa. Dalam batik ini, tergambar sosok Bawor dan Bima. Bawor adalah tokoh pewayangan khas Banyumasan yang mewakili sikap “cablaka” atau sifat berterus terang warga Banyumas.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Motif Favorit
Adapun Bima, mewakili sosok yang jujur, taat kepada guru, dan berdaya juang tinggi. Diharapkan sosok yang berada di batik seragam ini akan menginspirasi siswa agar memiliki sikap yang sama seperti Bawor dan Bima.
"Tujuannya memperkenalkan batik agar siswa lebih mengenal khazanah seni rupa dari daerahnya," dia menerangkan, beberapa waktu lalu.
Bahkan, sekolah ini juga sempat menggelar pameran batik dalam rangka memperingati hari batik nasional 2018 lalu. Mereka menggelar pemeran desain dan poster bertema cinta batik, selama sepekan sejak, 29 September-Sabtu, 6 Oktober 2018.
Dalam pameran ini, siswa memajang 21 desain batik khas Banyumasan dan 21 poster bertema cinta batik. Yang dipajang merupakan karya siswa mulai kelas 8 dan 9.
Dari sejumlah motif khas Banyumasan, yang paling populer di tingkat siswa adalah motif Jahe dan Lumbon. Motif jahe misalnya, gambaran rimpang disukai siswa lantaran memudahkan siswa berkreasi.
Sentuhan-sentuhan kreasi siswa pun lebih leluasa. Adapun motif Lumbon populer karena bentuknya yang khas dan mudah dikenali.
Secara filosofi, jahe adalah tanaman yang kaya manfaat. Di dalamnya terkandung zat-zat yang menyehatkan. Jahe, juga merupakan obat tradisional yang diwariskan turun temurun oleh nenek moyang.
Adapun Lumbon, atau Lumbu adalah tanaman khas di Banyumas yang bisa dimanfaatkan dari batang hingga daunnya. Batang lumbu dimanfaatkan sebagai sayur yang bergizi tinggi dan dikonsumsi sebagai masakan khas Banyumas.
Adapun daunnya, selain bisa dimasak, juga dimanfaatkan untuk pakan ikan gurami. Sebagaimana diketahui, Banyumas dikenal sebagai sentra gurami dengan benih berkualitas tinggi.
"Semua bagiannya bisa dimanfaatkan. Dan ini adalah kearifan lokal yang diangkat menjadi karya seni," dia mengungkapkan.
Advertisement