Gelar Doa Kebangsaan, Jokowi Minta Masyarakat Jaga Persatuan

Jokowi menyebut, sebagai bangsa yang besar, masyarakat harus memiliki cita-cita dan mimpi yang besar.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 01 Agu 2019, 21:56 WIB
Presiden Jokowi menggelar doa kebangsaan di halaman Istana Merdeka Jakarta, Kamis malam (1/8/2019). (Liputan6.com/ Lizsa Egeham)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar doa kebangsaan di halaman Istana Merdeka Jakarta, Kamis malam (1/8/2019). Acara tersebut digelar dalam rangka menyambut HUT ke-74 RI pada 17 Agustus 2019.

Jokowi mengajak semua pihak untuk mempererat persaudaraan dan persatuan. Menurutnya, persaudaraan adalah kunci membawa suatu negara menjadi maju.

"Karena potensi besar kita dimulai dengan adanya rasa persatuan, rasa persaudaraan kita sebagai saudara, sebangsa dan setanah air. Persaudaraan lah yang akan membawa negara kita maju. Menatap masa depan dengan optimisme," kata Jokowi dalam sambutannya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, sebagai bangsa yang besar, masyarakat harus memiliki cita-cita dan mimpi yang besar. Namun, dia menuturkan ada tantangan besar yang perlu dihadapi dalam meraih mimpi itu.

"Oleh karena itu, dengan kesempatan ini kita sama-sama menundukkan hati dan berdoa agar seberat apapun tantangan, Insyaallah semuanya bisa kita atasi sehingga cita-cita kemerdekaan yang dikumandangkan 74 tahun lalu bisa terwujud," ucapnya.

"Marilah kita jaga kearifan lokal sebagai sebagai sebuah bamgsa. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing," sambung Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini


Tokoh yang Hadir

Presiden Jokowi menggelar doa kebangsaan di halaman Istana Merdeka Jakarta, Kamis malam (1/8/2019). (Liputan6.com/ Lizsa Egeham)

Dalam kesempatan ini, Jokowi hadir bersama Ibu Negara Iriana. Ada pula Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Mufidah Kalla.

Sejumlah tokoh juga ikut menghadiri acara doa kebangsaan menyambut HUT Kemerdekaan ke-74 RI. Mereka antara lain Rais 'Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu' tabarah An-Nahdliyah Habib Luthfi bin Yahya, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Selain itu, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Ketua Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW), KH Musthofa Aqil Siroj, serta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie.

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Yogyakarta KH Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq, Ketua Umum Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (SI ) Indonesia Hamdan Zoelva, Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Quran Ketapang Ustaz Yusuf Mansur, dan ulama serta masyarakat lainnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya