Liputan6.com, Jakarta - Tiga calon Paskibraka Nasional 2019 ini terkejut saat malam hari tiba di Ibu Kota. Sebab, langit Jakarta sama sekali kosong tidak berbintang seperti di kampung halaman mereka.
Murex Jackson Sahetapy asal Maluku mengaku kaget saat pertama kali turun dari pesawat. Langit yang berasap membuatnya mengira bahwa kebakaran hutan sedang terjadi.
Advertisement
“Saya turun dari pesawat, saya angkat jendelanya, saya kira ini ada kebakaran hutan,” ujar Murex kepada Diary Paskibraka Liputan6.com di PP-PON Cibubur, Jakarta Timur.
Saat malam hari tiba, calon Paskibraka Nasional 2019 dengan tinggi 181 cm ini menjadi tambah kecewa lantaran tidak melihat adanya bintang seperti di Kota Ambon.
“Cerah kalau malam (di Kota Ambon). Enggak ada asap-asapnya, banyak bintang,” Murex melanjutkan.
Sama dengan Murex, meski tidak menganggap polusi di Jakarta parah, Denollati Nonce Kawa Pararem dari Papua mengaku rindu melihat sinar bintang di malam hari.
“Kangen malamnya aja, lihat bintang-bintang. Di sini malam tidak ada bintang, tapi di Papua tuh banyak bintangnya,” kata Deno.
Baca juga : Kata Tim Medis yang Setia Memantau Kesehatan Paskibraka Nasional 2019
Senada dengan dua temannya, Cut Putri Widya Utami dari Kalimantan Utara juga tidak menyangka bahwa bintang sulit untuk dilihat dari Jakarta, terutama di lokasi Diklat Paskibraka 2019. Dia mengatakan, salah satu hal terbaik dari Kalimantan adalah cerahnya langit saat malam hari.
“Kalau di Kalimantan tuh bisa sampai rasi-rasi bintangnya kelihatan jelas,” katanya.
“Kalau misalnya ada kerusakan di PLN, biasanya kita serentak tuh kota mati lampu. Emang gak enak kalau mati lampu, tapi enaknya tuh bisa keluar, jalan-jalan sama teman kan, langsung lihat ke atas tuh cantik betul, tenang, bintang semuanya,” Cut menambahkan
Saksikan Video Menarik Terkait Paskibraka Nasional
Banyak Gedung Tinggi di Jakarta
Meski begitu, ketiga calon Paskibraka 2019 ini tidak bisa memungkiri megahnya Kota Jakarta. Gedung-gedung tinggi yang menjulang bak gunung pun tetap sukses membuat mereka terpana.
Bisa dikatakan, Jakarta memiliki kelebihan tersendiri meski langitnya tidak berbintang.
“Kan di Papua gunung-gunung yang tinggi, di sini (Jakarta) gedung-gedungnya yang tinggi. Saya mau lihat Monas sama Istana Negara, pengin foto,” kata Deno dengan bersemangat.
Namun, berbeda dengan Deno dari Papua, Widya dari Kalimantan Utara dan Murex dari Maluku mengaku tetap merindukan tempat asalnya. Kemegahan gedung di Jakarta hanyalah menarik untuk sesaat.
Bagi mereka, kampung halaman tetaplah tempat terbaik.
“Di sini padat, terus sumpek gitu, kalau di sana (Kalimantan Utara) tuh panas tapi seger. Bangunan semua di sini (Jakarta),” kata Widya.
Murex sendiri mengaku rindu dengan keindahan pantai di Ambon.
“Saya suka pantainya Ambon sih. Pantai Morella, itu aja yang paling bagus, kerangnya bagus. Sering saya main ke sana, seminggu dua kali,” kata Murex.
“Ya, saya lebih cinta Ambon sih. Gak mau keluar-keluar (dari Ambon) saya,” dia mengakhiri.
Advertisement