Bangladesh Dilanda Wabah Demam Berdarah Terburuk, 17.000 Orang Terdampak

Sebanyak lebih dari 17.000 orang terdampak wabah demam berdarah terburuk di Bangladesh.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 02 Agu 2019, 07:06 WIB
Petugas medis melewati pasien yang menjalani perawatan karena menderita demam berdarah di Rumah Sakit Shishu Dhaka, Bangladesh, Rabu (31/7/2019). Infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti telah menyebar di 61 dari 64 distrik di negara itu. (AP Photo/Mahmud Hossain Opu)

Liputan6.com, Dhaka - Masyarakat Bangladesh tengah bergulat dengan wabah demam berdarah terburuknya, di mana banyak rumah sakit dipenuhi pasien karena penyakit ini.

Dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (2/8/2019), wabah demam berdarah menyebar dengan cepat di Bangladesh, terutama di kawasan-kawasan berpenduduk padat.

Sekitar 14 orang dilaporkan meninggal baru-baru ini akibat demam berdarah, dan lebih dari 17.000 telah terserang virus terkait sejak awal tahun, ungkap angka resmi pemerintah Bangladesh.

Catatan tersebut menjadikan wabah demam berdarah kali ini paling mematikan sejak epidemi pertama yang terekam di Bangladesh pada tahun 2000.

Lebih dari 1.400 orang telah didiagnosis menderita demam berdarah dalam 24 jam terakhir saja, kata Kementerian Kesehatan Bangladesh pada Kamis 1 Agustus.

Media lokal melaporkan bahwa total sekitar 50 orang telah meninggal karena demam berdarah.


Ibu Kota Bangladesh Jadi Lokasi Terdampak Paling Parah

Sejumlah pasien menjalani perawatan karena menderita demam berdarah di Rumah Sakit Shishu Dhaka, Bangladesh, Rabu (31/7/2019). Bangladesh sedang menghadapi wabah demam berdarah terburuk yang pernah dialami negara itu. (AP Photo/Mahmud Hossain Opu)

Berbagai rumah sakit di ibu kota Dhaka mencatat peningkatan signifikan jumlah pasien rawat inap akibat wabah demam berdarah. 

Fakta tersebut menjadikan kota berpenduduk 20 juta jiwa itu sebagai kawasan dengan penyebaran wabah demam berdarah terparah di Bangladesh. 

Otoritas kesehatan setempat berusaha menghadirkan ruang rawat sebanyak mungkin, menyusul tingginya laporan tentang gejala demam tinggi, muntah, dan nyeri sendi.

Di lain pihak, pemerintah Bangladesh telah meluncurkan inisiatif untuk mengendalikan penyebaran wabah demam berdarah yang ditularkan nyamuk, mulai dari kampanye kesadaran hingga upaya untuk membunuh larva kata Menteri Kesehatan Zahid Maleque.

"Kita perlu upaya bersama untuk mengatasi krisis," lanjutnya.


Penyakit Umum di Asia Selatan

Seorang wanita merapikan tempat tidur anaknya yang menjadi pasien demam berdarah di Rumah Sakit Shishu Dhaka, Bangladesh, Rabu (31/7/2019). Banyak rumah sakit dibanjiri pasien penyakit itu sehingga semakin membebani sistem layanan medis yang saat ini sudah kewalahan. (AP Photo/Mahmud Hossain Opu)

Demam berdarah adalah penyakit umum di Asia Selatan, terutama selama musim hujan yang berlangsung dari Juni hingga September.

Tidak ada perawatan khusus untuk penyakit ini, tetapi dengan deteksi dini dan akses ke perawatan medis yang tepat, risiko penderita meninggal karenanya dapat ditekan hingga kurang dari satu persen.

Secara global, jumlah kasus demam berdarah turun pada periode 2017-2018, tetapi ada peningkatan tajam pada 2019, terutama di Australia, Kamboja, China, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam.

Virus dengue disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang telah berkembang pesat seiring dengan urbanisasi dan globalisasi di banyak megapolitan di kawasan tropis.

Penyakit ini mudah menyebar pada barang-barang yang mengandung genangan air kecil.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya