Perang Dagang Kembali Memanas, Harga Emas Melambung

Pernyataan Presiden AS Donald Trump membuat harga emas kembali naik pada perdagangan Kamis (1/8/2019)

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Agu 2019, 07:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, Jakarta Harga emas pada perdagangan Kamis (1/8/2019) naik hampir 2 persen setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan mengenakan tarif tambahan untuk impor China.

Ini sekaligus menambah ketegangan perdagangan antara kedua negara. Selanjutnya, menjadikan dolar kembali terpersosok dari level tertinggi selama dua tahun dan menjadikan imbal hasil obligasi jadi lebih rendah.

Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa ia akan mengenakan tarif tambahan 10 persen untuk impor Cina senilai USD300 miliar mulai 1 September.

Dikutip dari laman CNBC, Jumat (2/8/2019), harga spot emas naik 1,9 persen menjadi USD1,440,02 per ounce. Sedangkan emas berjangka AS naik hampir 1 persen menjadi USD1,450,90.

"Trump baru saja keluar dan mengatakan dia mengumumkan tarif 10 persen untuk China yang menurunkan indeks dolar dan membawa beberapa permintaan safe-haven untuk emas," kata Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals.

Sebelumnya, harga emas batangan turun ke level terendah sejak 17 Juli di USD1.400,31 karena dolar melonjak setelah Federal Reserve AS memberi harapan pelonggaran kebijakan moneter lanjutan.

"Emas bertahan di atas level kunci USD1.400 dan memperkecil harapan bagi para pemburu harga emas murah," Wyckoff menambahkan.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Emas Sempat Turun

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) turun Rp 2.000 menjadi Rp 593 ribu per gram pada perdagangan hari ini, Jakarta, Selasa (15/11). Di awal pekan harga emas Antam ada di angka Rp 595 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meskipun bank sentral AS memangkas suku bunga acuan pada hari Rabu untuk pertama kalinya dalam satu dekade, harga emas turun sebanyak 1,2 persen setelah Ketua Fed Jerome Powell mengisyaratkan pemotongan tajam lebih lanjut tidak terjadi dalam waktu dekat.

Dolar AS turun 0,2 persen, sementara yield treasury AS yang jatuh tempo turun setelah tweet tarif Trump, mencapai posisi terendah sesi. Indeks dolar sebelumnya naik ke level tertinggi terhadap mata uang utama lainnya sejak Mei 2017.

"Beberapa orang memposisikan untuk dovishness yang lebih kuat dari Fed dan mereka tidak mendapatkannya. Emas menanggapi fakta bahwa ada banyak ketidakpastian sekarang tentang bagaimana Fed akan menangani kebijakan moneter ke depan,“ kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities di Toronto.

Kini pelaku pasar menunggu rilis data penghasilan non-pertanian A.S. yang akan dirilis pada hari Jumat.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya