Liputan6.com, Jakarta - Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya sekitar Rp 9,5 triliun untuk tahun anggaran 2019. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) pun berupaya mengoptimalkan APBD 2019 tersebut.
Dengan APBD 2019 tersebut, Pemkot Surabaya menganggarkan dana untuk bantuan sosial dengan memberikan makanan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Di Surabaya setiap hari kami memberikan 35 ribu orang makanan gratis, untuk anak yatim, lansia, miskin. Dan itu ternyata dengan uang satu per sepuluh anggaran DKI Jakarta,” ujar Risma, saat ditemui di Soehana Hall The Energy Building, seperti dilansir Antara, Rabu 31 Juli 2019.
Baca Juga
Advertisement
Risma menuturkan, pihaknya pun melakukan penghematan dengan menggunakan sistem pengelolaan keuangan melalui teknologi sehingga menekan dana hingga 29 persen.
"Warga Surabaya kalau sakit sudah tidak bingung karena semua sudah melalui handphone, mulai dari mendapat nomor antrean untuk periksa hingga pengambilan obat,” ujar dia.
Selama Risma menjabat sebagai Wali Kota Surabaya sejak 2010 telah membangun lebih dari 250 kilometer jalan, 1.400 perpustakaan, 110 sekolah, 70 lapangan olah raga hingga 70 taman kota per tahun.
"Itu adalah penghematan dan pengelolaan keuangan, karena kami menggunakan teknologi dan rinci," kata dia.
Risma menuturkan, dalam membeli kertas untuk kebutuhan pemerintahan dalam satu tahun harus dihitung dan diperkirakan agar bisa semakin meminimalkan penggunaan dana yang berlebihan.
Ia menuturkan, jumlah APBD tidak terlalu berpengaruh terhadap kemajuan sebuah daerah, karena semua tergantung cara pemerintahnya dalam mengelola dana itu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pembangunan Jalan Luar Lingkar Barat Surabaya Selesai 2020
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dorong percepatan pembangunan Jalan Luar Lingkar Barat (JLLB) pada 2020. Hal ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomiSurabaya ke depan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) pun menargetkan pembangunan Jalan Luar Lingkar Barat (JLLB) selesai pada 2020. Risma mengajak para pengembang di Surabaya Barat untuk kembali mengebut jala tersebut hingga selesai sampai perbatasan Surabaya-Gresik.
"Minimal nanti sampai perbatasan Surabaya-Gresik. Tentu saya sangat bersyukur," ujar Risma usai menggelar pertemuan dengan pengembang di ruang kerjanya, seperti dikutip dari suarasurabaya.net, Kamis, 1 Agustus 2019.
Risma menilai, pembangunan JLLB penting dilakukan karena sangat membantu pertumbuhan ekonomi Surabaya ke depan. Berdasarkan data yang diterima, pertumbuhan ekonomi Surabaya hampir 70 persen didukung oleh bidang jasa.
"Makanya, kalau ini ada gangguan jalannya, maka akan berpengaruh juga pada siklus perekonomian," ujar dia.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko), Eri Cahyadi menuturkan, agenda rapat dengan pengembang ini untuk membahas semua tanah JLLB yang masih tersisa dan masih belum dibangun. Harapannya itu segera dibangun supaya JLLB ini segera rampung.
“Jadi, yang tanahnya milik pengembang dan sudah dimasukkan ke fasilitas umum (fasum), kami dorong untuk segera dibangun jalannya,’ tutur dia.
Eri menuturkan, JLLB yang akan dibangun sepanjang 16 kilometer (KM). Lahan sepanjang itu dimiliki oleh dua investor dan sudah bersedia untuk membangunnya.
"Insyaallah sudah dikoordinasikan dengan teman-teman Dinas PU Bina Marga dan Pematusan untuk dibangun," kata dia.
Eri menuturkan, kalau tanah sudah menjadi fasilitas umum dan dihibahkan kepada Pemkot Surabaya, segera dibangun jalan oleh Pemkot Surabaya. Akan tetapi, apabila pihak pengembang ingin membangunkannya, Pemkot Surabaya mengapresiasi.
"Harapannya tahun ini bisa terus dikebut," ujar dia.
Advertisement
Dikerjakan Secara Bertahap
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Surabaya, Erna Purnawati menuturkan, proyek JLLB ini ditargetkan tuntas pada 2020. JLLB ini dikerjakan secara bertahap.
Tahap pertama sepanjang 2,18 kilometer (KM) meliputi Kecamatan Lakarsantri-perbatasan Kabupaten Gresik. Tahap kedua, sepanjang 6,45 KM yang menghubungkan Lakarsantri-Raya Sememi.
Sedangkan tahap ketiga dari Jalan Raya Sememi-Romokalisasari sepanjang 3,85 kilometer dan terakhir atau tahap IV yang menghubungkan Jalan Raya Sememi-Jalan Raya Tambak Osowilangun.
"Kami terus kebut, semoga sesuai target dan bisa selesai tahun depan," ujar dia.