Liputan6.com, Jakarta Jelang Dirgahayu Republik Indonesia, Pemerintah Kota Jayapura siap menggelar Festival Teluk Humbold 2019. Beragam budaya Bumi Cendrawasih akan ditampilkan.
Wakil Walikota Jayapura Rustam Saru mengatakan, ada 13 konten yang disajikan pada Festival Teluk Humbold 2019. Openingnya pun dijamin spesial. Karena ada Hau Nena Colossal Dance.
Advertisement
“Tahun ini kita mengusung tema ‘Loving My Identity’. Beragam kekayaan budaya masyarakat Papua akan ditampilkan. Semuanya dikemas melalui 13 konten utama yang menarik. Untuk itu, kami mengundang semua untuk hadir. Mari berbagi kegembiraan sambil merajut tali persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI,” ujarnya, Rabu (31/7).
Rustam Saru menjelaskan, Festival Teluk Humbold 2019 diikuti 10 kampung. Mereka akan menampilkan seluruh produk kreatif. Baik seni budaya maupun manmade. Untuk seni budaya, ada Tari Kolosal dan Eksibishi Tari Tradisional di Port Numbay. Ada juga Tari Kreasi Bumi Papua hingga Tari Yosim Pancar. Ada juga Eksibisi Tari Kesenian Paguyuban, Pameran Produk Ekonomi Kreatif, dan Atraksi Komunitas. Digelar juga aneka lomba, seperti Rap, Dance, Body Painting, hingga Menganyam Rambut. Ada juga konser music yang menghadirkan artis lokal dan nasional.
Kepala Dinas Pariwisata Jayapura Matias Mano menambahkan, Festival Teluk Humbold 2019 adalah kegiatan yang ramah untuk seluruh keluarga. Konten hiburan yang ditampilkan sangat banyak. Semuanya mengakomodir kepentingan dari berbagai lintas generasi. Dengan beragam konten kreatif yang akan ditampilkan, diharapkan generasi millenial juga termotivasi untuk kreatif dan produktif.
“Festival Teluk Humbold 2019 menawarkan experience unik. Kemasannya melalui Tour Teluk Youtefa yang terkenal eksotis. Beberapa spot yang bisa dinikmati adalah Tanjung Kaswari. Kawasan ini terkenal dengan cemara pantai atau Casuarina Marine. Tanjung ini juga jadi penghubung Kampung Laut Enggros,” jelasnya.
Kampung Laut Enggros diapit Tanjung Pie dan Saweri. Dipisahkan dari Papua daratan oleh Selat Tobati. Didiami sekitar 160 kepala keluarga, seluruh rumah di sana mengapung di atas laut. Konektivitas antar rumah warga dihubungkan dengan jeramba.
Kampung Enggros dilengkapi villa terapung, gazebo, balai adat, dan berbagai spot budidaya ikan. Spot ini juga punya background baru yakni Jembatan Holtekam atau biasa disebut Jembatan Merah. Holtekam memiliki panjang 732 meter dan menjadi landmark baru Papua. Selain itu, Teluk Youtefa juga memiliki sisi eksotis Gunung Mher. Gunung ini dipercaya sebagai tempat hunian roh leluhur mereka. Terdapat pula Goa Mher yang dikeramatkan. Pada perairan Youtefa, masih bisa dijumpai kapal sisa perang masa silam.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, menyatakan, Festival Teluk Humbold 2019 menawarkan kebudayaan Papua. Wisatawan akan dipuaskan dengan warna budaya dan alam khas tanah Papua. Ada banyak aktivitas dengan beragam experience yang akan diperoleh para wisatawan.
“Segera atur perjalanan menuju Jayapura. Ada banyak flight ke sana. Pastikan Anda datang sesuai schedule, karena Festival Teluk Hambold 2019 menawarkan opening yang sangat menarik,” terang ujar Rizki, diamini Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, Festival Teluk Hambold 2019 akan menaikkan arus kunjungan wisatawan. Sebab, budaya dan alam Papua selalu menyita perhatian. Arus wiatawan pasti tinggi. Apalagi, warna eksotis Papua bakal dikemas menarik dalam Festival Teluk Hambold 2019.
“Konten budayanya sangat padat dan menarik. Ada eksplorasi alam melalui tour di Teluk Youtefa. Wisatawan akan mendapatkan paket liburan lengkap jika datang ke festival ini. Jangan lewatkan!” tutup Arief yang juga pernah menjabat sebagai Dirut Telkom ini