Liputan6.com, Palembang - Kasus penyerangan yang dilakukan puluhan warga ke aparat kepolisian di Rumah Sakit (RS) Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan (Sumsel) masih menjadi atensi dari Polda Sumsel.
Usai peristiwa penyerangan, ratusan personel kepolisian siaga untuk mengamankan kondisi di Kabupaten Empat Lawang ini.
Menurut Kabid Humas Kombes Supriadi, ada ratusan personel sudah disiagakan di beberapa titik rawan di Kabupaten Empat Lawang. Terlebih ada beberapa orang anggota polisi yang menjadi korban penyerangan warga.
Baca Juga
Advertisement
"Ada 259 orang personel yang bersiaga di Kabupaten Empat Lawang pascapenyerangan pada Rabu (31/7/2019). Ratusan polisi itu berasal dari Polres Lahat, Polres Pagar Alam, dan Polres Musi Rawas," katanya kepada Liputan6.com, Jumat (2/8/2019).
Saat ini ada 16 orang tersangka yang sudah diamankan. Tiga orang tersangka pengancaman yaitu IR ditahan di Polres Empat Lawang, ER dan EW yang dirawat di RS Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang, usai mendapat tembakan dari polisi.
Sedangkan 13 orang yang menyerang polisi di RS Tebing Tinggi pada Rabu malam juga sudah ditangkap. Ada 11 orang sudah mendekam di balik jeruji besi di Polres Empat Lawang dan 2 orang lagi di rawat di RSUD Lahat, akibat mengalami luka saat penyerangan.
"Mereka ditangkap karena kasus pemilikan senjata tajam dan penyerangan ke rumah sakit," katanya.
Ratusan petugas kepolisian juga berjaga di Polres Empat Lawang, Polsek Ulu Musi dan Polsek Pendopo Kabupaten Empat Lawang. Hingga saat ini, para personel masih bersiaga hingga situasi di daerah tersebut aman.
Polda Sumsel masih belum bisa menambah atau mengurangi jumlah personel, karena masih memetakan bagaimana kondusifitas di Kabupaten Empat Lawang.
"Kalau sudah kondusif, mungkin akan kita kurangi personel yang berjaga di sana. Untuk jumlah tersangka penyerangan, bisa saja bertambah. Kita masih mengembangkan informasi dari 13 orang pelaku penyerangan kemarin," ungkapnya.
Karakter Warga
Diakuinya, saat penyerangan warga ke polisi di RS Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang, jumlah warga bisa sebanyak 50 orang hingga 70 orang. Namun hanya 13 orang yang berhasil ditangkap.
Senjata api rakitan (senpira) yang digunakan warga saat menyerang polisi di rumah sakit masih ditelusuri asalnya.
"(Penyerangan) ini memang murni dari adanya salah satu warga yang dirawat di rumah sakit dan ditahan polisi. Tidak ada kasus lainnya," ujarnya.
Seringnya bentrok di Kabupaten Empat Lawang, dinilai Kombes Pol Supriadi, karena tipikal warganya yang memiliki sifat temperamental. Kasus kecil bisa jadi masalah besar, karena kebiasaan warga yang mudah tersulut emosi.
Rasa solidaritas antarwarga juga memicu adanya penyerangan seperti yang terjadi oleh pihak kepolisian. Karena sifat warga Kabupaten Empat Lawang, tidak bisa membiarkan salah satu warganya bermasalah.
"Kalau ada salah satu warga bermasalah, yang lainnya ikutan juga. Kita sudah koordinasi dengan Babinkamtimnas di sana. Ada satu anggota yang berjaga di tiap satu desa. Itu yang kita dorong ke lapangan, untuk menjaga kondisi di sana," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement