Liputan6.com, Jeddah - Operasional bus shalawat akan dihentikan sementara, mulai 6 Agustus hingga 15 Agustus 2019 atau selama masa puncak haji. Angkutan ini melayani jemaah haji dari hotel ke Masjidil Haram (PP).
Ini diungkapkan Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Subhan Cholid, Jumat (2/8/2019). Dia menuturkan, penghentian operasional bus shalawat karena Organda Arab Saudi (Naqabah) akan menarik armadanya untuk persiapan angkutan masyair.
Advertisement
Bus tersebut akan digunakan untuk mengangkut jemaah haji selama puncak haji, dari mulai Makkah-Arafah, Arafah-Muzdalifah, Muzdalifah-Mina dan kembali lagi ke Makkah.
"Naqabah perlu waktu paling lambat dua hari untuk membagi dan menempel stiker layanan masyair untuk jemaah haji dari seluruh dunia yang hadir di Makkah," jelas dia.
Tak hanya terkait stiker, Naqabah juga membutuhkan waktu untuk memberi pengarahan para pengemudinya terkait jalur masyair. Masing-masing pengemudi dipastikan jalur tugasnya sehingga alur pergerakan jamaah haji tertib dan sesuai dengan rencana.
Terkait tak beroperasinya bus shalawat, Subhan mengimbau kepada jemaah haji untuk berkonsentrasi mempersiapkan fisik maupun mental menghadapi puncak haji di Armina.
"Jika ingin salat jamaah hendaknya memanfaatkan masjid/musala yang ada di hotel atau masjid terdekat," kata Subhan.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meminta jemaah memahami tentang penghentian sejumlah layanan menjelang puncak haji. Seperti layanan bus shalawat dan katering.
Penghentian ini dilakukan karena situasi Makkah yang tidak memungkinkan untuk memberikan layanan tersebut.
"Lalu lintas padat, seluruh jemaah (dari seluruh dunia) mulai 5 Agustus berada di Kota Makkah. Tidak semua mobil bisa lalu lalang dengan bebas," kata dia.
Meski demikian, dia memastikan jika layanan bus shalawat dan katering akan kembali bisa dinikmati jamaah haji seperti semula.