Gempa Banten Terasa hingga Bandung dan Yogyakarta

Gempa yang mengguncang wilayah Banteng dengan kekuatan magnitudo 7.4 pada pukul 19.03 WIB juga dirasakan hingga Jabodetabek, Bandung, dan bahkan di Yogyakarta.

Oleh SuaraSurabaya.net diperbarui 02 Agu 2019, 20:39 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Surabaya - Gempa yang mengguncang wilayah Banteng dengan kekuatan magnitudo 7.4 pada pukul 19.03 WIB juga dirasakan hingga Jabodetabek, Bandung, dan bahkan di Yogyakarta.

Melansir suarasurabaya.net, berdasarkan informasi yang dilaporkan Antara dari grup Whatsapp wartawan BNBP, beberapa pewarta yang berada di Yogyakarta dan Bandung juga melaporkan gempa terasa sampai di daerahnya.

Hana, salah satu warga DKI Jakarta yang sedang bertugas di Yogyakarta menuturkan, kalau dirinya merasakan gempa saat menginap di salah satu hotel. Saat itu dirinya sedang beristirahat  kemudian merasakan goyangan gempa yang kencang. 

"Kencang gempanya, dua kali," ujar Hana saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (2/8/2019).

Ia menuturkan, langsung mengambil barang untuk keluar hotel tetapi gempa langsung berhenti sehingga tidak jadi keluar hotel.

Namun, mayoritas gempa sangat terasa di Jakarta dan sekitarnya seperti Tangerang, Depok, Bekasi dan seterusnya.

Berdasarkan informasi dari BMKG pusat gempa berada 147 KM Barat Daya Sumur Banten dengan koordinat 7.54 LS dan 104.58 BT berada di kedalaman 10 km. Gempa tersebut berpotensi tsunami untuk Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Lampung.

BMKG menyebutkan daerah siaga tsunami yaitu di wilayah Pandeglang bagian selatan, Pandeglang Pulau Panaitan, Lampung Barat dan Pesisir Selatan.

Sementara wilayah yang waspada tsunami Pandeglang bagian utara, Lebak, Tanggamus Pulau Tabuan Lampung, Sukabumi Ujung-genteng, Tanggamus bagian timur, Lampung-selatan Kep. Krakatau, Kep. Legundi, Lampung-barat pesisir tengah, Lampung-barat pesisir-utara, Bengkulu-utara Pulau Enggano, Kaur Bengkulu, Lampung-selatan Kep. Sebuku, Bengkulu-selatan, Serang bagian barat, Seluma Bengkulu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gempa Guncang Jakarta, Layanan MRT Sempat Terhenti

Penumpang antre untuk menaiki kereta MRT di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Senin (29/7/2019). Hingga Juli 2019, penumpang per hari Ratangga (nama kereta MRT) mencapai angka rata-rata tertinggi sebanyak 94.824 penumpang atau naik sebesar 15,9 persen dibanding Juni. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Gempa mengguncang Jakarta, Jumat (2/8/2019) malam WIB. Gempa berkekuatan 7,4 magnitudo itu sempat menghentikan layanan MRT (Moda Raya Terpadu) Jakarta.

Bernadus Wijayaka, salah seorang penumpang MRT, mengaku semula menduga Stasiun ASEAN bergoyang lantaran MRT tiba. "Tidak tahunya gempa," katanya kepada Liputan6.com.

Saat gempa, tambah Bernadus, layanan MRT sempat terhenti. Penumpang saat itu tidak terlalu ramai. "Sekitar lima menitan," ucapnya.

Kendati demikian, gempa tidak menimbulkan kepanikan di Stasiun ASEAN. "Hanya dua tiga orang yang panik," paparnya.

Namun, Bernadus mengaku masih merasa trauma dengan gempa yang baru terjadi. "Masih kayak terasa goyang," tutur Bernadus.

 


Berpotensi Tsunami

Ilustrasi gempa bumi (Photo: AFP/Frederick Florin)

Berdasarkan laporan BMKG, gempa berkekuatan 7,4 magnitudo berpusat di Sumur, Banten. Tak hanya Jakarta, gempa juga dirasakan di Depok, Bogor, dan Bekasi.

Gempa terjadi pada pukul 19.03 WIB dengan titik di 7.54 LS dan 104.58 BT. "Gempa berpotensi tsunami, untuk diteruskan kepada masyarakat,” tulis BMKG dalam keterangannya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya