Liputan6.com, Bogor - Tujuh bangunan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat rusak terdampak gempa Banten berkekuatan magnitudo 6,9, Jumat (2/8/2019). Enam bangunan terdampak gempa itu berada di Kecamatan Megamendung dan Sukajaya.
Bangunan yang rusak diantaranya lima unit rumah warga di Kecamatan Megamendung dan satu unit rumah lainnya di Kecamatan Cijeruk.
Advertisement
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor Yani Hasan menyebutkan, tujuh rumah tersebut roboh pada bagian dinding dan atap genteng roboh usai guncangan gempa sekitar 2-3 detik.
Adapun rumah yang rusak di Kecamatan Megamendung yaitu milik Caspi warga Kampung Pakancilan RT04/04, Desa Kuta Kecamatan Megamendung. Rumah milik Dedi Saeful alias Lili warga Kampung Pakancilan RT 05/03, Desa Kuta.
Selanjutnya, rumah milik Fatmawati warga Kampung Munjul RT 02/05, Desa Sukamanah. Bangunan rumah milik Iim warga Kampung Pasirmuncang RT 03/02, Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung. Terakhir rumah milik Gandi warga Kampung Pasirmuncang RT 03/02, Desa Sukamanah.
Sementara dua unit rumah rusak berada di Kampung Pangkalan RT16/06, Desa Tanjungsari, Kecuali Cijeruk. Umumnya, kerusakan pada bagian dinding sudut rumah warga roboh akibat kena guncangan gempa Banten.
"Total ada 7 rumah rusak, satu di antaranya rusak ringan. Rata-rata bagian dinding jebol dan atap rumah roboh akibat guncangan gempa," kata Yani, Sabtu (3/8/2019).
Sejauh ini, korban terdampak gempa di Banten masih tetap tinggal di rumah mereka masing-masing. Hingga saat ini aparat terus melakukan pemantauan wilayah lainnya. Dengan begitu, kerusakan yang ada bisa langsung terdata dan ditangani.
"Sampai saat ini baru 7 rumah yang terdampak. Untuk di daerah lainnya kami belum menerima laporan. Begitu juga di daerah Sukajaya," ujar Yani.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 terjadi di 179 Barat Daya Sumur, Provinsi Banten, Jumat (2/8/2019) sekitar pukul 19.03 WIB.
Warga Panik
Getaran gempa terasa hingga Bogor, Jawa Barat. Sejumlah warga panik keluar rumah setelah merasakan beberapa detik goncangan gempa.
"Saya lagi duduk di kursi, tiba-tiba kok seperti digoyang-goyang," kata Ninis Alawiah, warga Tegallega, Kota Bogor.
Sontak ia langsung berteriak gempa sambil berlari keluar rumah bersama kakak dan kedua orangtuanya, yang saat itu sedang asyik nonton televisi.
"Di luar rumah juga sama pada ribut ngerasain gempa," kata Ninis seraya menyebut rumahnya yang berdampingan dengan kosan mahasiswi
Tak hanya itu, warga Kota Bogor yang berada di dalam pusat perbelanjaan Mal Botani Square panik dan berhamburan keluar gedung berlantai empat tersebut. Mereka berlari sambil menenteng belanjaan, ada pula yang menggendong anaknya.
Suara alarm mobil di pameran ikut berbunyi imbas goncangan gempa. Beberapa pengunjung dan petugas keamanan sempat menenangkan warga agar tidak panik.
"Waktu terjadi gempa, pengunjung dan karyawan toko pada pada lari keluar mall," kata Herlina, pengunjung mal yang berlokasi di Jalan Pajajaran itu.
Menurutnya, goncangan gempa sangat terasa kuat sekali di lantai atas. Namun demikian, ia tidak melihat adanya kerusakan bangunan rusak maupun barang-barang yang ada di display jatuh ke lantai.
"Tidak ada sih. Cuma semua pada panik saja. Tapi beberapa menit setelah gempa, pada masuk ke mal lagi," kata dia.
Di pusat perbelanjaan Cibinong City Mal demikian, pengunjung panik dan berhamburan keluar saat merasakan goncangan gempa.
Begitu juga di gedung Radar Bogor. Sejumlah wartawan dan redaktur yang tengah sibuk mengetik berita koran, panik dan berlari ke lantai dasar.
"Semua yang ada di kantor bubar," kata Fadli Itonk, wartawan Radar Grup.
Dampak gempa Banten juga menyebabkan dinding rumah warga mengalami retak. Salah satunya rumah milik Yusdiono, warga RT 04/RW 08, Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Dinding bagian kamar tidur, ruang tamu, dapur dan kamar mandi mengalami retak setelah goncangan gempa di Banten.
Advertisement