BNPB: 4 Orang Tewas saat Gempa Banten

Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,9 mengguncang Banten hingga ke sejumlah provinsi. Empat orang dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 03 Agu 2019, 17:17 WIB
Anggota Yonif 320 Badak Putih Prajurit Jawara Kodam III Siliwangi membantu membersihkan reruntuhan bangunan usai gempa di Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019). Gempa Banten berkekuatan 6,9 magnitudo mengakibatkan lebih dari 200 rumah mengalami kerusakan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,9 mengguncang Banten hingga ke sejumlah provinsi. Empat orang dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

Pelaksana harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan dua orang yang meninggal berasal dari Kabupaten Lebak, Banten. Dua lainnya berasal dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Identitas keempatnya adalah Rasinah (48), Salam (95) Ajay (58), dan Ruyani (35).

Agus pastikan keempatnya bukan meninggal akibat reruntuhan saat gempa Banten.

"Mereka meninggal karena kelelahan dan terkena serangan jantung," ujar dia di Kantor BNPB, Jakarta Timur Sabtu (3/8/2019).

Misalnya Ajay, warga Kecamatan Cisolok Sukabumi yang terpeleset saat mengungsi saat gempa Banten. Kemudian, Ruyani yang terkena serangan jantung saat gempa terjadi.

"Jadi karena dampak saat mengungsi," ucap dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jangan Percaya Ramalan Gempa

Anggota Yonif 320 Badak Putih Prajurit Jawara Kodam III Siliwangi membantu membersihkan reruntuhan bangunan usai gempa di Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019). Gempa Banten berkekuatan 6,9 magnitudo mengakibatkan lebih dari 200 rumah mengalami kerusakan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Jagat sosial media kini ramai dengan perbincangan kemampuan meramal gempa oleh sosok yang disebut Eyang Ibung. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun angkat bicara atas fenomena tersebut. 

Lewat akun Twitter resmi @BNPB_Indonesia, BNPB mengimbau masyarakat pandai menerima informasi. Sumber dari pemerintah lebih dapat dipertanggungjawabkan ketimbang ramalan.

"Saat ini, banyak informasi yang beredar di media sosial, seperti ramalan gempa dan sebagainya. Sampai saat ini, belum ada ilmu pengetahuan maupun alat yang dapat memperkirakan kapan terjadinya gempa," cuit akun twitter BNPB, Sabtu (3/8/2019).

Ilmu pengetahuan, lanjut imbauan tersebut, baru dapat memperkirakan lokasi pusat gempa dan potensi kekuatannya saja.

"Pastikan informasi dari sumber resmi pemerintah. Tentang kegempaan dan potensi tsunami dari BMKG, gunung api dari PVMBG-Badan Geologi, dan penanggulangan bencana dari BNPB/BPBD. Yuk, kita jadi generasi bangsa yang cerdas dalam bermedsos!" tutup unggahan tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya