Liputan6.com, Manila - Tiga kapal ferry dilaporkan terbalik di perairan Filipina tengah pada hari Sabtu, menewaskan 11 orang dan membuat tiga orang lainnya hilang tanpa jejak.
"Sebanyak 43 orang berhasil selamat setelah gelombang besar menghantam kapal-kapal di Selat Guimaras," kata Rene Pamuspusan, kepala polisi setempat kepada wartawan.
Dikutip dari Al Jazeera pada Minggu (4/8/2019), dua kapal mengalami kecelakaan beruntun dalam waktu kurang dari 20 menit, di lintas perairan antara pelabuhan Iloilo dan pulau Guimaras.
Baca Juga
Advertisement
Insiden itu memaksa otoritas penjaga pantai untuk sementara waktu menutup layanan feri tersebut.
Namun, setelah layanan feri kembali dilanjutkan pada sore harinya, kapal ketiga mengalami kecelakaan serupa dan terbalik, lapor media Filipina.
"Angin dan ombak tiba-tiba menjadi kuat," kata Armand Balilo, juru bicara penjaga pantai setempat kepada wartawan.
Menurut Balilo, kapal pertama, M/B Chichi, membawa setidaknya 42 penumpang, di mana 10 di antaranya tewas setelah perahu tebalik akibat dihantam angin kencang dan ombak besar.
Kapal lainnya, M/B Keizha, dilaporkan memiliki empat awak di atas kapal, sementara feri ketiga, M/B Jenny, mengangkut sekitar 30 penumpang, menurut laporan media setempat.
Media Filipina melaporkan bahwa satu orang penumpang kapal M/B Jenny tewas dalam kecelakaan tersebut.
Ada Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang
Palang Merah Filipina memposting foto-foto dua kapal pertama di media sosial, menunjukkan satu terbalik ketika petugas penyelamat berenang di dekatnya, sementara yang lain hampir sepenuhnya tenggelam, menyisakan hanya haluan di atas air.
Video dari jaringan televisi ABS CBN menunjukkan seorang penyelamat membawa anak dari perahu motor ke ambulans di dermaga Iloilo, tempat kerabat yang panik menunggu.
Di lain pihak, lembaga peramal cuaca setempat memperingatkan potensi hujan lebat dan angin kencang di perairan sekitar 875 kilometer lepas pantai timur negara itu.
Advertisement
Dilanda Sekitar 20 Badai Setiap Tahunnya
Sementara itu, banyak aktivitas sekolah dan perkantoran ditangguhkan di ibu kota Filipina, Manila, di tengah hujan lebat dan banjir, yang menyebabkan banjir luas pada hari Jumat.
Biro cuaca nasional setempat mengatakan potensi badai diperkirakan akan menguat menjadi depresi tropis dalam 24 hingga 35 jam ke depan, di mana kondisi tersebut membawa lebih banyak hujan.
Sekitar 20 badai menghantam Filipina setiap tahunnya, menjadikan kepulauan yang terletak di jalur topan Pasifik dan sabuk gempa bumi itu merupakan salah satu negara paling rawan bencana di dunia.