Jokowi Disarankan Pos-Pos Menteri Ini Tidak Diisi Tokoh Partai

Jokowi bisa berkomitmen untuk melindungi masyarakat sipil dengan penegakan hukum yang kuat.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Agu 2019, 06:04 WIB
Suasana saat Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Terbatas Evaluasi Proyek Strategis Nasional di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (16/4). Jokowi juga meminta proyek strategis yang dimulai pada 2017 untuk segera diselesaikan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut kinerja demokrasi Indonesia mengalami tren kemunduran dalam tujuh tahun terkahir. Peneliti utama SMRC Saiful Mujani menilai, Jokowi dapat memperbaiki dalam periode kedua.

"Nah pak Jokowi yang tidak punya beban elektoral 2024 harus melihat ini peluang yang sangat besar untuk dia membangun sebuah legacy dia setelah dia tidak jadi presiden," ujarnya dalam diskusi bertajuk 'Meredupnya Demokrasi di Indonesia' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (4/8/2019).

Menurutnya, Jokowi bisa berkomitmen untuk melindungi masyarakat sipil dengan penegakan hukum yang kuat. Untuk itu, Jokowi hendaknya dapat memilih orang yang tidak terikat partai dalam jabatan kementerian terkait hukum dan pimpinan penegak hukum.

Maka itu, Saiful menyarankan posisi Jaksa Agung, Menkumham, Mendagri, dan Kapolri tidak direkrut dari orang partai politik.

"Saran saya adalah orang-orang yang berhubungan dengan hukum apakah itu jaksa, polisi, kumham, dalam negeri, itu terutama ya aspek-aspek yang langsung berhubungan dengan perlindungan terhadap warga itu kalau bisa menteri-menterinya tidak direkrut dari partai politik," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Lihat Rekam Jejak

Suasana saat Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Terbatas Evaluasi Proyek Strategis Nasional di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (16/4). Jokowi juga meminta proyek strategis yang dimulai pada 2017 untuk segera diselesaikan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saiful mengatakan, Jokowi harus mengisi jabatan itu dengan melihat rekam jejaknya. Kata dia, kalau orang partai bakal cenderung mengikuti kepentingan partai.

"Itu lah yang memungkinkan kita belum bisa membedakan di mana wilayah partisan dan wilayah negara untuk bekerja. Itu kesempatan untuk Pak Jokowi," kata dia.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya