Liputan6.com, Garut - Menjadi salah satu tujuan wisata alam di pulau Jawa. Pesona dan kemolekan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat, memang tiada habisnya. Udaranya yang sejuk, serta pemandangan yang aduhai, mampu menyihir siapapun yang pernah menginjakan kaki di sana.
Berada di puncak ketinggian 2.664 meter diatas permukaan laut (MDPL), Papandayan memang surga bagi pecinta alam tanah air. Tak ayal dalam setiap hajatan libur nasional, kawasan ini selalu penuh dipadati pengunjung.
Salah satunya dalam menyambut puncak pesta perayaan Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 tahun ini. Berbagai komunitas mulai menyusun rencana menggelar acara di sana.
"Sudah beberapa kali ke sini, tapi memang Papandayan selalu saja mengasikan," ujar Nurdin, salah satu pengunjung asal Garut, di lokasi TWA Papandayan, Sabtu, 3 Agustus 2019.
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, kawasan wisata Papandayan, memberikan banyak keutungan wisata alam terutama bagi keluarga. Selain alamnya yang masih perawan, penataan kawasan saat ini, mampu memberikan alternatif hiburan alam yang menyenangkan.
"Apalagi sekarang ada penginapannya juga," ujar dia.
Bahkan bagi keluarga yang menyenangi permainan air, dua kolam air hangat dan menyehatkan, karena mengandung belerang, siap menjawab keinginan pengunjung untuk berlama-lama betah di sana.
"Kalau penginapan kelas cottage, malah bisa juga memasak sendiri bersama keluarga," ujar dia sambil menunjukan arah beberapa penginapan di lokasi wisata.
Hal senada diungkapkan Rizal, pengunjung lokal Garut lainnya. Menurutnya, penataan kawasan wisata gunung Papandayan yang dilakukan pengelola saat ini, memberikan banyak kemudahan bagi pengunjung.
"Lokasi parkir juga lebih luas, dan tentunya keamanan lebih baik," ungkap dia.
Dengan kondisi itu, pengunjung yang masih pusing memilih liburan di alam terbuka, bisa menjadi pilihan terbaik menghabiskan liburan menjelang perayaan HUT ke-74 tahun ini.
"Area camping ground nya juga aman, sebab berada tidak jauh di lokasi parkir," ujar dia.
Hiburan Perayaan HUT ke-74 RI
Dedi Sitepu, Manajer Operasional TWA Papandayan menyatakan, menjelang datangnya pesta Kemerdekaan Indonesia, pengelola telah menyiapkan sejumlah hiburan menarik bagi pengunjung.
"Yang jelas ada permainan rakyat tepat pada puncak perayaan kemerdekaan 17 Agustus," kata dia.
Kegiatan itu menawarkan sejumlah permainan tradisional bagi pengunjung, mulai tarik tambang, balap karung, makan kerupuk dan lainnya. "Itu terbuka buat bagi umum, tidak hanya kami selalu pengelola," ajak dia.
Bahkan untuk memeriahkan kegiatan, pengelola taman lanjut dia, bakal menggelar beberapa pementasan seni budaya seperti pencak silat, degung dan pertunjukan kesenian lainnya.
"Kami sediakan juga hadiah yang cukup manarik bagi pengunjung," kata dia.
Masuknya bulan Agustus kata dia, memang membarikan banyak keuntungan bagi pengunjung, selain obral diskon bagi beberapa fasilitas penginapan, juga banyak kegiatan hiburan yang ditawarkan.
"Kami juga berikan promo free sarapan dan rendam kolam air hangat sepuasnya," ujar dia.
Tak mengherankan, saat Agustus tiba, Ada lonjakan pengunjung yang signifikan dibanding bulan biasa. "Sekitar 20-30 persenan lah," ujar dia memprediksi kenaikan kunjungan.
Rudi, Salah satu pengunjung asal kota Bogor menyatakan, kesempatan berwisata di Papandayan kini lebih lengkap, dengan hadirnya beberapa fasilitas tambahan.
"Kalau dulu hanya tok naik gunung, naik hutan mati, kawasan kawah selesai," kata dia.
Namun kondisi ini kini sudah berubah. Selain penataan taman alam yang lebih rapi, juga area camping ground yang menjadi ikon, lebih aman. “Faktor keamanan juga memang sangat mendukung,” kata dia.
Bahkan dengan adanya fasilitas baru seperti penginapan, kolam renang hingga jogging track, memberikan banyak kemudahan bagi pengunjung.
"Asik lah, apalagi jika memang menginap di sini, bakal menikmati sensasi bermalam dengan suhu mengigil," ujar dia, bangga.
Namun meskipun demikian, ia berharap pengelola bisa lebih beragam menawarkan paket promo wisata yang menarik bagi pengunjung.
"Misalkan wisata kulinernya atau oleh-oleh lainnya kan terlihat belum lengkap tuh," ujar dia.
Advertisement
Larangan Membawa Kembang Api
Dedi menambahkan, sering mendekati puncak acara perayaan Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus mendatang, pengelola Papandayan meminta agar pengunjung tidak membawa petasan, kembang api, hingga peledak selama berlibur di sana.
"Berbahaya (ancaman kebakaran), apalagi sekarang musim kemarau panjang," kata dia.
Masuknya musim kemarau yang panjang, memang membuat pengelola dan seluruh pengunjung wisata waspada, kondisi tanaman yang mengering dengan tiupan angin kencang, dikhawatirkan menimbulkan musibah kebakaran.
"Makanya sekali lagi pengunjung yang budiman, mohon jangan membawa petasan, kembang api dan bahan berbahaya lainnya," ujar dia.
Irfan, salah satu pengunjung asal Jakarta mendukung larangan membawa petasan dan kembang api ke area Papandayan. Selain menimbulkan suara yang berisik, percikan sumber api dari mercon dikhawatirkan mengenai ranting pohon yang kering.
"Berbahaya saja sih, kami saja kalau menyalakan kembang api sangat diperhatikan sekali," ujar dia.
Dengan kondisi cuaca yang terbilang ekstrem, ia lebih setuju jika liburan alam di kawasan Papandayan, lebih banyak digunakan untuk kegiatan olahraga. "Udaranya kan masih segar dan bersih, lebih baik lari atau jalan di jogging track saja," ujar dia.
Sambal Khas Papandayan
Selain keindahan alam, suasana berlibur di gunung Papandayan, bakal semakin seru dengan munculnya ikon baru kuliner Sambal Goyang Inul Papandayan. Ulekan hasil lomba sayembara kreasi kalangan akademisi ITB dan Universitas Garut (Uniga) ini, saat ini mulai dinikmati pengunjung.
"Ini sebuah inovasi dan kemajuan, walaupun hanya sambal," ujar Dedi.
Sebagai pengelola baru kawasan wisata alam terbuka, pengelola sangat mendukung munculnya muncul samla khas Papandayan tersebut.
"Ke depannya kita berharap tim dari ITB dan Uniga ini, bisa fokus juga ke kuliner secara luas," ujarnya.
Saat ini sebagian besar produk makanan yang dijual kios dan warung dagang di kawasan wisata, masih didominasi makanan cepat saji, sementara produk khas lokal masyarakat sekitar seperti sambal masih minim. "Memang butuh inovasi juga," ujarnya.
Sehingga munculnya sambal Papandayan kata dia, diharapkan mampu menjadi pelengkap makanan tradisional Papandayan, yang lebih dikenal di kalangan pengunjung.
"Saat ini salah satu yang terkenal di Papandayan itu pisang gorengnya, nah sekarang bertambah ada sambal Papandayan, semoga bisa lebih mengangkat kreasi yang terpendam," harap dia.
Dengan semakin bertambahnya keragaman kuliner, ia berharap mampu menarik jumlah kunjungan wisatawan datang ke salah satu gunung tinggi di Jawa Barat ini.
"Adanya sambal khas Papandayan ini semoga bisa menjadi tawaran menarik bagi pengunjung, makan bersama dengan keluarga," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement