Momen Mencekam Penembakan Dayton Ohio, Saat Pejalan Kaki Berlarian

Berikut ini detik-detik penembakan di Dayton, Ohio yang terekam kamera CCTV di lokasi tersebut.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Agu 2019, 13:32 WIB
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Dayton - Sekitar 13 jam berselang dari insiden penembakan pertama, penembakan massal juga terjadi di Kota Dayton, negara bagian Ohio. Sembilan orang tewas dan 52 orang lainnya terluka.

Menurut polisi Kota Dayton, seperti dikutip dari The Guardian, tersangka diketahui bernama Connor Betts, seorang pria kulit putih berusia 22 tahun. Dia tewas setelah terlibat baku tembak dengan pihak keamanan yang kebetulan tengah berpatroli.

Berikut ini detik-detik mencekam penembakan di Dayton, Ohio yang terekam kamera CCTV di lokasi tersebut, dikutip dari CNN, Senin (5/8/2019):

Menurut cuplikan rekaman pada malam penembakan di Dayton, seperti beredar di BBC, terlihat detik-detik mencekam saat orang-orang seperti pejalan kaki dan lainnya melintas lalu panik mendengar suara tembakan. Dari hasil tayangan CCTV yang dirilis oleh Kepolisian Dayton, beberapa di antara mereka terlihat berlarian menyelamatkan diri tatkala suara peluru terdengar.

Sembilan orang tewas dan setidaknya 27 lainnya cedera dalam serangan yang berlangsung kurang dari 30 detik, menurut polisi.

Insiden ini terjadi setelah penembakan massal di El Paso, Texas kurang dari 24 jam sebelumnya.


Saudari Penembak di Dayton Jadi Korban

Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Pria bersenjata di balik penembakan massal di Dayton, Ohio, juga membunuh saudara perempuannya dan delapan orang lainnya dalam serangan yang berlangsung kurang dari 30 detik, kata polisi.

Adik perempuan penembak itu, Megan Betts yang berusia 22 tahun, termasuk di antara yang tewas.

"Dia bukan korban pertama, tetapi dia adalah salah satu korban awal penembakan," kata Biehl.

Para pejabat mengatakan masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang motif.

Namun menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan elemen rasial terhadap pembunuhan, Biehl mengatakan tidak ada yang menyebut "motif bias".

Rumah sakit terdekat telah menerima 27 orang untuk perawatan, dan mengeluarkan 15 orang, pada pukul 10.00 waktu setempat.

Petugas kepolisian di dekatnya mengatakan Connor Betts terlihat tak lama setelah suara tembakan terdengar, ketika ia mencoba masuk ke bar yang ramai.

Kepala polisi Dayton Richard Biehl mengatakan bahwa jika dia berhasil melewati pintu baru, akan terjadi bencana besar terkait hilangnya nyawa.

Setidaknya 27 orang terluka dalam penembakan itu, serangan kedua di AS dalam 24 jam.

"Betts menembakkan tembakan pertamanya pada 01.05 waktu setempat (05.05 GMT) di Distrik Oregon," kata Biehl.

Rekaman kamera keamanan menunjukkan puluhan orang berlomba melewati pintu klub malam Ned Peppers. Beberapa detik kemudian, Betts terlihat berlari ke arah venue dan terkena tembakan polisi ketika ia mencapai pintu.

Betts mengenakan pelindung tubuh dan datang membawa amunisi tambahan untuk senapan serbu kaliber .223 dengan magazin berkapasitas tinggi.

"Seandainya orang ini berhasil melewati pintu Ned Peppers dengan tingkat persenjataan itu, akan ada cedera parah dan lebih banyak hilangnya nyawa," papar Biehl.

Senjata dari Texas

Senapan itu dipesan secara online dari Texas, kata polisi, dan tidak ada dalam sejarahnya yang akan menghentikannya membeli senjata secara legal.

Gun Violence Archive, yang mengkategorikan penembakan massal di AS ketika empat atau lebih orang menembak atau membunuh, mengatakan ada 251 sejauh tahun ini.


Detik-Detik Penembakan Massal di Supermarket Kota El Paso

Petugas keamanan dikerahkan mengamankan lokasi penembakan massal di kota El Paso, Texas, yang membunuh 20 orang (AFP/Joel Angel Suarez)

Sekitar 20 orang dilaporkan tewas dan 26 lainnya cedera dalam penembakan massal di sebuah cabang supermarket Walmart di kompleks Cielo Vista Mall di kota perbatasan Amerika Serikat (AS), El Paso, di negara bagian Texas.

Seorang pria kulit putih berusia 21 asal distrik Allen, pinggiran kota Dallas yang berjarak lebih dari 600 mil (setara 965 kilometer) jauhnya, ditahan setelah menyerahkan diri kepada polisi, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Minggu 4 Agustus 2019.

Kepala polisi El Paso Greg Allen mengatakan "manifesto" sedang diselidiki sehubungan dengan tersangka, dan penembakan itu sedang diselidiki sebagai potensi kejahatan rasial.

Beberapa saksi mata mengaku mendengar suara yang terdengar seperti balon meletus berkali-kali, sebelum melihat penembak berlari memasuki supermarket.

Kianna Long, yang berada di Walmart bersama suaminya, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa orang-orang berlarian untuk menyelamatkan diri.

"Orang-orang panik dan berlari, berteriak mengatakan ada seorang penembak ... Mereka berlari sambil menunduk, takut terkena peluru. Banyak orang terjatuh bersimbah darah," katanya.

Long dan suaminya berlari cepat melalui gudang di bagian belakang supermarket, sebelum berlindung dalam lemari besi bersama dengan beberapa pengunjung lainnya.

Sementara cabang Walmart yang menjadi lokasi penembakan dilaporkan sedang ramai saat insiden terjadi, di mana konsumen didominasi oleh keluarga yang bersiap menghadapi tahun ajaran baru.

Polisi memperkirakan ada hingga 3.000 pelanggan dan 100 staf di supermarket itu ketika terjadi penembakan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya