Kondisi Langka, Bayi Lahir dengan Tiga Kepala Bikin Geger

Seorang bayi perempuan yang lahir dengan tiga kepala membuat kaget para petugas medis di India.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 05 Agu 2019, 18:00 WIB
Doc: Mediadrumimages

Liputan6.com, Jakarta - Seorang bayi perempuan yang lahir dengan tiga kepala membuat bingung para petugas medis di India. Anggota keluarga juga kaget setelah kelahiran bayi itu minggu lalu.

Sang ibu melahirkan bayinya di pusat kesehatan setelah menderita rasa sakit yang hebat sebelum melahirkan. Bayi perempuan itu diketahui memiliki dua tonjolan besar yang terbentuk di bagian belakang tengkoraknya.

"Gadis kecil itu memiliki tiga kepala. Dia tampak seperti alien," kata Bijji Thakur yang menyaksikan kelahiran anak itu.

 

 


Selanjutnya

Doc: Mediadrumimages

Menurut petugas medis, sang ibu tidak mengalami komplikasi selama kehamilannya. Dia kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Distrik di Etah karena pusat kesehatan primer tidak memiliki fasilitas medis yang memadai,

Dokter mengatakan bahwa mereka akan melakukan pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk menentukan kondisi medis yang tepat dari bayi yang baru lahir itu.

 


Selanjutnya

Ilustrasi Foto kelahiran Bayi (iStockphoto)

"Ini adalah kondisi medis yang sangat langka," ungkap Kepala Inspektur Medis Rumah Sakit Distrik Etah Rajesh Thakur.

"Tubuh anak belum sepenuhnya berkembang. Kami akan melakukan pemindaian MRI dan kemudian melakukan operasi untuk memisahkan "kepala berlebih.""

 

 


Selanjutnya

Ilustrasi Bayi (iStockphoto)

Meski jarang, banyak kasus kepala tambahan dilaporkan di seluruh dunia. Kondisi ini disebut sebagai Encephalocele.

Menurut NHS, encephalocele adalah jenis cacat tabung saraf bawaan yang langka di mana bagian dari tengkorak belum terbentuk dengan baik sehingga sebagian jaringan otak dan struktur terkait berada di luar tengkorak. Dilaporkan, bayi yang didiagnosis encephalocele memiliki tingkat kelangsungan hidup 55 persen.


Selanjutnya

Ilustrasi Foto Kematian Bayi (iStockphoto)

Prognosis jangka panjang untuk bertahan hidup berkurang jika ada komplikasi lain seperti cacat atau sindrom yang terkait atau jika jaringan otak menjulur ke dalam kantung. Sebanyak 75 persen bayi yang bertahan hidup memiliki berbagai tingkat defisit mental.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya