Liputan6.com, Jakarta - Tepat pada hari ini, Senin (5/8/2019), Hotel Indonesia merayakan ulang tahun ke-57. Menyambut momen tersebut, sejumlah acara spesial digelar, termasuk menghadirkan museum ke lobi hotel pertama di Jakarta tersebut.
Menggandeng Cosmas Ghozali sebagai desain interior dan Maya Sudjatmiko sebagai kurator seni, ratusan benda museum ditata sedemikian rupa di area lobi. Yang paling banyak adalah koleksi wayang dari Museum Wayang.
Baca Juga
Advertisement
"Ada 119 wayang, 13 kain, lima lukisan, dan 13 lukisan kaca dari tiga museum," kata Khika Mahardhika, Direktur Marketing Communication Hotel Indonesia Kempinski, kepada Liputan6.com.
Selain Museum Wayang, pihak hotel melibatkan pula Museum Seni Rupa dan Museum Tekstil. Mereka meminjamkan sebagian koleksi yang ada untuk dipajang di lobi hotel hingga 20 Agustus 2019.
Di antara wayang yang dipajang terdapat tokoh Si Unyil dan kawan-kawannya. Ada pula wayang Betawi yang menampilkan Si Pitung dan Meneer Belanda. Setiap kelompok wayang diberi penjelasan singkat agar pengunjung mengerti.
"Baru dipajang dua hari lalu, tamu hotel sudah ada yang bertanya-tanya. Mereka tertarik, bertanya ini acara apa. Memang, tujuan kami agar tamu hotel makin tertarik untuk datang ke museum," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tur Spesial
Tak hanya itu, hotel juga menyediakan paket tur spesial. Para peserta akan diajak menikmati tur hotel dan berkunjung ke tiga museum yang berada di Kota Tua. Biayanya Rp250 ribu per orang dengan durasi sekitar lima jam. Tur digelar setiap hari, kecuali Senin karena jadwal tutup museum.
"Daftarnya di concierge kami. Lebih baik daftar sehari sebelum tur," kata Khika.
Ia menyatakan tur tersebut dibatasi hanya tujuh orang per rombongan. Dengan begitu, tamu akan merasa lebih intim dan pihak hotel lebih leluasa untuk mengenalkan tamu dengan berbagai keistimewaan Hotel Indonesia. Salah satunya melihat gunting yang dipakai Bung Karno dalam acara peresmian hotel pada 1962 silam.
Biaya yang dibebankan ternyata tak hanya untuk tur semata. Anda juga akan menikmati bubur Hotel Indonesia yang legendaris sebagai menu makan siang.
"Bubur ini dulunya dijual di Nirwana Supper Club yang berada di lantai 16. Tapi sekarang, menu bubur selalu ada di buffet kami," ujar Khika.
Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Museum Seni DKI Jakarta, Esti Utami menyatakan rombongan akan didampingi pemandu untuk setiap kunjungan ke museum. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan cerita di balik benda-benda koleksi yang tersimpan di museum, khususnya Museum Wayang, Museum Sejarah Jakarta, dan Museum Seni Rupa dan Keramik.
"Tadinya kita menanyakan apakah akan ada aktivitas juga karena museum juga punya kegiatan rutin, misalnya buat wayang suket di Museum Wayang. Tapi ternyata, fokus untuk kunjungan saja," kata dia.
Advertisement