Ingin Perbaiki Hukum, Pemimpin Hong Kong Tolak Mundur

Kepala Eksekutif hong Kong Carrie Lam kembali mengatakan, dirinya tidak akan mundur dari pemerintahan.

oleh Siti Khotimah diperbarui 05 Agu 2019, 16:38 WIB
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam (AFP/Anthony Wallace)

Liputan6.com, Hong Kong - Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menyatakan tidak akan mundur dari pemerintahan di tengah meluasnya unjuk rasa. Ia beralasan akan "fokus memperbaiki hukum dan ketertiban di kota itu".

Pernyataan yang diberikan Lam dalam konferensi pers itu membantah tuntutan para demonstran pro-demokrasi yang telah melakukan unjuk rasa di seluruh kota sejak beberapa waktu lalu.

"Protes dan pawai baru-baru ini telah memperlihatkan adanya kekerasan yang meningkat," kata Lam seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (5/8/2019). Ia menambahkan, Hong Kong saat ini telah didorong ke ambang situasi yang berbahaya.

"Kekerasan yang meluas atas nama tuntutan tertentu atau gerakan tidak kooperatif telah secara serius merusak hukum dan ketertiban Hong Kong," tutur Lam. "Mendorong kota kita, kota yang kita semua cintai... ke ambang situasi yang sangat berbahaya."

"Sebagian besar warga Hong Kong menghadapi kecemasan atas kehidupan sehari-hari mereka. Beberapa dari mereka tidak tahu apakah mereka masih dapat menumpang transportasi umum, sementara yang lain sekarang tengah terhalang dalam perjalanan menuju tempat bekerja," lanjutnya mencoba menjelaskan situasi kota dari sudut pandangnya.

Dalam kesempatan yang sama ia menyayangkan para pengunjuk rasa yang terus mogok dan longmars meski RUU telah diumumkan "telah mati".

"Pemerintah akan tegas dalam menjaga hukum dan ketertiban di Hong Kong dan memulihkan kepercayaan; Inilah saatnya bagi kita untuk bersatu untuk mengesampingkan perbedaan untuk mengembalikan ketertiban dan mengatakan tidak kepada kekacauan."

"Saya berani mengatakan mereka (para pemrotes) berusaha menghancurkan Hong Kong," kata Lam.

Simak pula video pilihan berikut:


Ratusan Penerbangan Dibatalkan

Ilustrasi Bandara Internasional Hong Kong, atau HKIA (AP Photo)

Sementara itu, pada hari yang sama, ratusan penerbangan dari Hong Kong dibatalkan. Hal itu menyusul terganggunya sebagian besar layanan transportasi kota akibat unjuk rasa lanjutan, yang kini memasuki pekan kelima.

Lebih dari 200 penerbangan di bandara Hong Kong --salah satu yang tersibuk di dunia-- dibatalkan pada Senin pagi, setelah otoritas terkait memperingatkan penumpang tentang kemungkinan gangguan transportasi dari dan menuju HKIA.

Dikutip dari Channel News Asia, ribuan orang terdampar di bandara, dan belum ada kepastian jadwal pengganti dari masing-masing maskapai.

"Penumpang sebaiknya mengecek masing-masing maskapai untuk informasi penerbangan terbaru, dan hanya diizinkan ke bandara hanya jika kursi dan waktu penerbangan mereka telah dikonfirmasi," kata pihak HKIA dalam sebuah pernyataan.

HKIA juga mengatakan mereka berharap pembatalan penerbangan dapat ditekan hingga 35 jadwal sebelum sore waktu setempat.

"Operasi bandara sebagian besar normal pagi ini, sementara tenaga kerja cukup untuk mempertahankan operasi," katanya.

"Bandara akan mulai menerapkan penjadwalan ulang penerbangan pada pukul 12 siang, setelah itu jumlah pergerakan penerbangan yang ditangani akan diturunkan," pungkas pengumuman terkait.

Pusat darurat bandara juga diaktifkan sejak puku 07.00 pagi waktu setempat, untuk mengoordinasikan operasi di antara mitra bisnis bandara Hong Kong.

Gangguan penerbangan terjadi setelah aksi protes yang direncanakan di seluruh Hong Kong oleh para demonstran pro-demokrasi, yang berharap untuk meningkatkan tekanan pada para pemimpin pro-Beijing.


Serikat Pramugari Cathay Pasifik Ikut Demo

Aksi protes warga Hong Kong menolak RUU ekstradisi ke China daratan (AFP Photo)

Ada puluhan maskapai penerbangan yang terdampak oleh aksi protes terbaru di Hong Kong itu, di mana sebagian besar dialami oleh Cathay Pacific, layanan terbang andalan setempat.

Media lokal melaporkan bahwa pembatalan yang dilakukan oleh Cathay Pacific tidak menyertakan alasan jelas, yang berujung pada ratusan komplain dari para penumpang.

Namun setelah ditelusuri oleh media setempat, pembatalan tersebut salah satunya disebabkan oleh keterlibatan serikat pramugari Cathay Pacific dalam serangkaian aksi protes terbaru.

"Selama 50 hari terakhir, pemerintah telah mengabaikan tuntutan rakyat dan hanya menggunakan kepolisian untuk mencoba menekan suara, menyebabkan banyak orang Hong Kong putus asa," kata mereka dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya.

Sementara itu, layanan kereta bandara HKIA, Airport Express, juga ditangguhkan, bersamaan dengan tertahannya operasional sebagian besar jalur MTR --layanan kereta Hong Kong-- yang mengangkut rata-rata 5 juta penumpang setiap harinya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya