PPP: Keluarga Ingin Mbah Moen Dimakamkan di Makkah

Kiai Maimun Zubair atau Mbah Moen meninggal dunia di Makkah.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 06 Agu 2019, 11:44 WIB
Kiai Maimun Zubair atau Mbah Moen menerima tamu di Makkah. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kiai Maimun Zubair atau Mbah Moen meninggal dunia di Makkah, Selasa (6/8/2019) pagi. Ketua Dewan Syuro PPP itu meninggal saat menunaikan ibadah haji.

Menurut Sekretaris Jenderal DPP PPP Arsul Sani, keluarga ingin memakamkan Mbah Moen di Makkah.

"Dimakamkan di Makkah atas musyawarah keluarga," kata Arsul saat dikonfirmasi, Selasa (6/8/2019).

Dia pun menegaskan, untuk masalah pengaturannya, semuanya telah diurus oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin.

"Menag sebagai wakil pemerintahan, tentu turut mengurusinya," pungkasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Salat Gaib

Sebelumnya, berita duka datang dari Kiai Haji Maimun Zubair atau Mbah Moen, yang meninggal di Makkah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta kader dan masyarakat, khususnya umat muslim untuk melakukan salat gaib, guna mengantarkan kepergian salah satu Mustayar PBNU ini.

"Kepada umat Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama, mari bersama-sama melaksanakan salat gaib dan membacakan surat Al-Fatihah untuk KH. Maimoen Zubair. Semoga senantiasa ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi Allah SWT," ucap Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini dalam keterangannya, Selasa (6/8/2019).

Dia menuturkan, bangsa Indonesia kehilangan tokoh yang penuh sikap kebersahajaan."Semoga teladan almaghfurlah diteruskan para kader-kader bangsa. Semoga Allah SWT mengampuni segala kekhilafannya dan menempatkannya di surga yang terbaik," kata Helmy.

Dia menyebut, almarhum Mbah Moenmerupakan sosok yang gigih untuk memperjuangkan nilai-nilai keislaman dan ke-Indonesia-an.

"Salah satu upaya penting yang dilakukan oleh KH. Maimoen Zubair adalah menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT atas perjuangan yang penuh dengan kesungguhan dan menghapuskan penjajahan," jelas Helmy.

Hal inilah, masih kata dia, bisa menjadi warisan almarhum, guna menghadapi tantangan sekarang ini."Semoga jejak keteladanan yang diwariskan oleh KH. Maimoen Zubair bisa kita serap sebagai pelajaran untuk menghadapi tantangan zaman di masa yang akan datang," pungkas Helmy.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya