Katib Aam PBNU: Dunia Kehilangan Sosok Mbah Maimun Zubair

Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf menilai, tak hanya Nahdhlatul Ulama (NU) atau masyarakat Indonesia saja yang kehilangan sosok Mbah Moen.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 06 Agu 2019, 12:25 WIB
Fahri Hamzah bertemu Mbah Moen di di Komplek Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Rifqi Aufal Sutisna)

Liputan6.com, Jakarta - KH Maimun Zubair atau Mbah Moen merupakan salah satu ulama besar di Indonesia. Mbah Moen tutup usia saat sedang melakukan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi hari ini, Selasa (6/8/2019).

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Serang, Rembang, Jawa Tengah itu wafat seusai menunaikan salat subuh atau sekitar pukul 04.17 waktu setempat.

Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf menilai, tak hanya Nahdhlatul Ulama (NU) atau masyarakat Indonesia saja yang kehilangan sosok Mbah Moen, tapi juga seluruh umat manusia.

"Ini bukan soal kehadiran kepemimpinan lahiriah atau sekedar kepemimpinan keilmuan. Dunia kehilangan pengayoman rohani dari Kiai Maimun yang tak henti-hentinya ber-riyadloh mendoakan keselamatan dan kemaslahatan seluruh umat manusia," ujar Yahya melalui keterangan tertulisnya.

Yahya yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini menceritakan pada 2018 lalu, dirinya mengajak beberapa orang teman dari Amerika untuk menemui Mbah Moen.

"Di antara mereka adalah seorang dokter dan aktivis kemanusiaan dari California. Dia punya pengaruh politik internasional yang sangat luas, tapi tidak mau namanya disebarluaskan," ucapnya.

Saat itu, menurut Yahya, Mbah Moen pun menitipkan pesan kepada dirinya dan teman-teman dari Amerika.

"Kita semua ini, seluruh umat manusia, adalah saudara. Sama-sama keturunan Nuh ‘alaihis salaam. Maka, yang terpenting adalah bagaimana agar Bangsa Indonesia ini bisa memberi teladan kepada dunia tentang kehidupan ber-Bhinneka Tunggal Ika," papar Yahya.

Ketika meninggalkan kediaman Mbah Moen, lanjut dia, sang teman dari California itu pun menjawab jika Indonesia adalah jawaban dari permasalahan dunia belakangan ini.

"Sekarang keyakinan saya mutlak! Bahwa di Indonesia ini ada jawaban bagi kemelut Peradaban Dunia dewasa ini," cerita Yahya menirukan sang teman.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sosok Mbah Moen

Tokoh senior PPP, Maimoen Zubair alias Mbah Moen (tengah) hadir dalam Mukernas I di Jakarta, Rabu (10/12/2014). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selama ini, Kiai Maimun atau Mbah Moen ini merupakan rujukan ulama di Indonesia dalam bidang fikih karena menguasai secara mendalam ilmu fikih dan ushul fikih.

Ia juga merupakan kawan dekat dari Kiai Sahal Mahfudh, yang sama-sama santri kelana di pesantren-pesantren Jawa sekaligus mendalami ilmu di Arab Saudi.

Lahir di Sarang, Rembang, 28 Oktober 1928, kiai sepuh ini mengasuh pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah.

Mbah Moen merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Kiai Zubair merupakan murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.

 

(Jagat Alfath Nusantara)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya