Erupsi Gunung Ulawun Tinggalkan Jejak Belerang Dioksida di Udara

Gunung Ulawun di Papua Nugini erupsi. Awan abu dari ledakan besar ini sudah menghilang, tetapi SO2 masih membumbung di angkasa.

oleh Afra Augesti diperbarui 06 Agu 2019, 13:22 WIB
Gunung Ulawun di Papua Nugini memuntahkan abu pada hari Rabu 26 Juni 2019. (AFP)

Liputan6.com, Port Moresby - Tidak ada laporan mengenai penyebaran emisi dari erupsi gunung berapi saat ini, tetapi gambar satelit menunjukkan panas yang kuat dan uap yang mengepul dari kawah puncak Gunung Ulawun di Papua Nugini.

Tampak aliran piroklastik yang berasal dari erupsi pada Juni kemarin, tetapi untungnya tidak mencapai jarak yang jauh dari puncak kerucutnya.

Tidak ada laporan kerusakan akibat erupsi gunung berapi tersebut dan juga tidak ada korban jiwa, kemungkinan dikarenakan sebagian besar penduduk setempat --yang tinggal di dekat gunung ini-- sudah dievakuasi terlebih dahulu.

Meskipun tidak ada kolom abu yang terlihat pada data satelit, Volcano Ash Advisory Centre (VAAC) Darwin terus memperingatkan bahwa beberapa sisa belerang dioksida (SO2) dapat tertinggal di ketinggian hingga 45.000 kaki ke arah barat daya.

Kendati demikian, konsentrasi abu vulkanik pada residu tersebut --untuk saat ini-- sangat rendah. Demikian seperti dikutip dari situs volcanodiscovery.com, Selasa (6/8/2019).

Laporan VVAC terbaru memperkirakan, abu kemungkinan telah menghilang. Sebaliknya, kumpulan SO2 dari letusan Gunung Ulawun terus melayang dan meluas di angkasa (aerosol SO2 tetap mengambang lebih lama di atmosfer).


Ini yang Membuat Kolom Abu Hilagn Cepat

Papua Nugini (Google Map)

Jika abu erupsi berbentuk butiran halus (rentang mikrometer atau di bawahnya), maka abu jenis ini dapat bertahan untuk waktu yang lama.

Namun jika tidak (rentang milimeter atau sedikit di bawahnya), abu tersebut akan jatuh lebih cepat ke daratan (tidak tinggal berlama-lama di atmosfer).

Pada erupsi 26 Juni 2019, magma yang keluar dari puncak Gunung Ulawun selama letusan, relatif cair. Panas dan fluidanya sebanding, mungkin karena dekat dengan komposisi basaltik atau basaltik-andesitik.

Viskositas rendah (sifat fisik zat yang bergantung pada geseran molekul komponennya) dari lava menjelaskan mengapa erupsi tidak menghasilkan abu yang sangat halus: fragmentasi terjadi ketika gas terpisah dari fase cair (magma).

Jika itu berbentuk cairan, proses tersebut membutuhkan sedikit energi dan menghasilkan partikel yang relatif besar: hujan kerikil, lapili (bahan hasil letusan gunung api berupa butiran bergaris tengah 2–50 mm, terdiri atas kepingan lava berongga yang kaku atau membundar), dan abu seukuran pasir, yang semuanya dapat jatuh kembali dengan segera.


Ubah Siang Bak Malam, Letusan Gunung Ulawun Picu 5.000 Warga Kabur

ilustrasi bendera Papua Nugini (AFP Photo)

Gunung berapi Ulawun di Papua Nugini yang meletus telah menyelimuti sebuah kota menjadi abu. Kondisi tersebut juga memaksa sekitar 5.000 orang kabur dari rumah mereka, kata para pejabat, Kamis 27 Juni 2019.

Gunung Ulawun - salah satu gunung berapi paling berbahaya di dunia - mulai memuntahkan lava dan asap tinggi ke udara pada Rabu 26 Juni.

Chris Lagisa, seorang penatua komunitas, mengatakan orang-orang telah berkumpul di aula gereja untuk melarikan diri dengan truk dan kendaraan roda empat, seraya memegangi karung berisi barang-barang.

Di ibu kota provinsi terdekat, Kimbe, muntahan abu tercatat setinggi lebih dari 13 kilometer ke udara. Mengubah siang menjadi seperti malam. Gelap.

Laporan yang dikutip Straits Times, Kamis, 27 Juni 2019 menyebut, mobil dan rumah warga juga mulai ditutupi oleh lapisan abu vulkanik.

Orang-orang yang berada di searah embusan angin gunung berapi disarankan untuk mengambil tindakan pencegahan menghindari abu, yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan, iritasi mata dan masalah kulit.

Pantauan gambar terkini menunjukkan gunung berapi pada awal Kamis terlihat telah terjadi pelonggaran aliran abu.

"Sebagian kolom yang meletus runtuh, mengirimkan blok dan abu mengalir ke sisi-sisi," kata Kepala Surveyor Geodetik Observatorium Rabaul Volcano Steve Saunders.

Laporan awal dari komite bencana provinsi menunjukkan aliran lahar telah memotong jalan utama tepi pantai.

Saunders mengatakan mereka akan mengerahkan staf hari ini ke Ulamona untuk menilai situasi saat letusan berlanjut.

"Kami sedang memantau secara instrumental dari Rabaul Volcano Observatory dan memiliki akses ke data satelit. Namun karena letusan yang terus-menerus (dan) potensi kebangkitan tak terduga, disarankan agar peringatan dinaikkan ke Tahap 2," papar Saunders.

Ulawun, di rantai Kepulauan Bismarck yang terpencil, terdaftar sebagai salah satu dari gunung yang dijuluki Decade Volcanoes -- yang ditargetkan untuk penelitian karena mereka menimbulkan risiko signifikan letusan besar dan keras.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya