Kenangan Terakhir Gus Miftah Bersama Mbah Moen

Ia menyampaikan duka cita atas kepergian Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Maimun Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 06 Agu 2019, 13:24 WIB
Gus Miftah (Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pengasuh Ponpes Ora Aji Sleman Miftah Maulana Habiburrahman atau yang dikenal dengan Gus Miftah merasa kehilangan sosok Mbah Moen. Ia menyampaikan duka cita atas kepergian Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Maimun Zubair.

Masih jelas teringat dalam benak Gus Miftah ketika Mbah Moen menghubunginya via video call WhatsApp pada dua hari sebelum Lebaran.

"Mbah Moen bilang sama saya, dawuh, dakwah di dunia malam tetap dilanjutkan tidak apa-apa, karena anak-anak (para pekerja di dunia malam) juga butuh ngaji," ujar Gus Miftah menirukan ucapan Mbah Moen, Selasa (6/8/2019).

Perkataan Mbah Moen saat itu membuat Gus Miftah semakin yakin dengan yang telah dilakukannya selama ini. Ucapan Mbah Moen dianggapnya sebagai bentuk dukungan.

Maklum, Gus Miftah termasuk kiai yang kontroversial. Dia melakukan hal yang tidak biasa dilakukan tokoh agama kebanyakan. Ia kerap berdakwah di tempat-tempat para pekerja dunia malam.

Gus Miftah mengungkapkan pada Lebaran lalu, Mbah Moen memberi serban, sandal, dan parfum. Memang tidak secara langsung ulama kharismatik pengasuh Ponpes Al-Anwar itu datang ke Ponpes Ora Aji.

"Beliau menitipkan ke orang dekatnya untuk diantar ke pondok, tetapi saya justru belum sempat ke sana saat Lebaran (bersilaturahmi dengan Mbah Moen)," kata Gus Miftah.

Di mata Gus Miftah, sosok Mbah Moen adalah tokoh agama yang nasionalis. Dia tidak pernah berhenti memberi perhatian untuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Gus Miftah juga menggelar salat gaib dan mujahadah bersama dengan para santri dan jemaahnya untuk mendoakan Mbah Moen di Ponpes Ora Aji.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya