Liputan6.com, Jakarta - Festival Indonesia yang ke-4 kembali diadakan di Moskow, Rusia. Berbagai perusahaan lokal dengan kualitas yang mempesona memperkenalkan produk mereka yang mampu bersaing di dunia internasional. Festival ini dihadiri sekitar 140 ribu warga Rusia.
Baca Juga
Advertisement
Kejadian unik sempat terjadi ketika Syanaz Nadya Winanto Putri sempat diinterogasi selama empat jam oleh 15 petugas imigrasi Rusia. Syanaz adalah pemilik dari tas merk Roro Kenes, produk lokal asli Semarang, Jawa Tengah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cerita dari Andi Sudibyo
Rabu (1/8/2019), tas Roro Kenes milik Syahnaz ditahan oleh pihak imigrasi ketika sampai di Bandara Demodova. Ternyata tas Roro Kenes disangka memiliki harga yang jauh lebih mahal, berbeda dari yang ia serahkan dalam dokumen.
Andi Sudibyo melalui akun twitter @gus_dibyo menceritakan kejadian dalam sebuah thread.
Advertisement
Dikira Tas Merk Eropa
Otoritas imigrasi Rusia menganggap tas Roro Kenes memiliki harga ratusan juta rupiah layaknya merk buatan Eropa seperti Louis Vitton, Channel, dan Bottega. Roro Kenes dinilai sangat halus dan bagus, serta dibuat dari kulit yang mahal.
Andi mengatakan orang-orang yang menginterogasi Syahnaz tidak percaya kalau tas tersebut adalah buatan Indonesia, ditambah lagi mereka tidak tahu kota Semarang.
Terbuat dari Kulit Sapi Lokal dan Karung Goni
Padahal Roro Kenes yang memiliki dua jenis itu dibuat dari kulit sapi lokal dan karung goni. Sementara harga yang ditawarkan dari tas tersebut jauh di bawah perkiraan petugas imigrasi.
“Pdhl produk Roro Kenes yg dibawq ada 2 model. Satu dr kulit sapi dgn harga sejutaan rupiah, satunya lg dr bahan karung goni harganya paling mahal 8 dolar amerika. Kok dikiro ratusan juta, gendeng tenan,” sebut Andi dalam cuitannya.
Advertisement
Selanjutnya
Akibat kejadian ini, produk untuk pameran milik Syahnaz menjadi kurang. Ia hingga bingung harus kesal atau bangga dengan kejadian ini. Melihat cuitan Andi, netizen pun ikut berkomentar perihal kejadian unik tersebut.
“Gue mau beli deh!” - @TatyUndari
“maju terus tas buatan lokal! Semangat untuk mbaknya,” - @yntheresia
“Ambil baiknya. Tidak perlu mikir marketing lagi.” - @zainul_mubarok
Penulis:
Timothy Juliano
Universitas Multimedia Nusantara