Pemadaman Listrik Rugikan UMKM, DPR Minta PLN Tanggung Jawab

Tamsil berharap PLN berani bertanggungjawab dengan memberikan kompensasi sesuai kadar kerugian masyarakat, melampau aturan yang tertulis. Karena kerugiannya bervariasi.

oleh Fauzan diperbarui 06 Agu 2019, 16:36 WIB
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Tamsil Linrung. (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi VII DPR RI yang membidangi masalah energi menyesalkan terjadinya pemadaman listrik total yang terjadi di sebagian besar pulau Jawa pada Minggu, 4 Agustus 2019 kemarin.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Tamsil Linrung meminta pertanggungjawaban pihak PLN karena pemadaman listrik yang terjadi hingga hari ini itu diprediksi menimbulkan kerugian hingga triliunan rupiah. 

"Komisi VII meminta pertanggungjawaban PLN. Tidak cukup hanya permohonan maaf,” ujar Tamsil di Jakarta (6/8/2019).

Tamsil menjelaskan bentuk pertanggungjawaban harus sesuai dengan UU Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Lalu dijabarkan dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 27 Tahun 2017.

"Pada Pasal 6 sudah jelas tentang kewajiban PLN memberikan kompensasi. Angka kompensasinya juga tertuang di sana. Namun saya melihat, kompensasi dalam aturan tersebut tidak bakal bisa menutupi kerugian yang ditimbulkan" ungkap politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Tamsil berharap PLN berani bertanggungjawab dengan memberikan kompensasi sesuai kadar kerugian masyarakat, melampau aturan yang tertulis. Karena kerugiannya bervariasi.

Tamsil mencontohkan pengusaha budidaya ikan hias Koi yang melaporkan ikan mereka mati saat pemadaman. Demikian pula asosiasi pangkas rambut yang menolak permintaan maaf PLN.

"Daya listrik yang dipakai pengusaha Koi dan pangkas rambut, mungkin tak besar, tapi kerugiannya bisa puluhan hingga ratusan juta. Kalau perlu gratiskan listrik selama 6 bulan buat para pelaku UKM yang dirugikan tersebut. Ini bentuk pertanggungjawaban. Bukan sekadar ganti rugi, apalagi kompensasi” ungkap politisi asal Sulawesi Selatan ini. 

 


Benahi Tata Kelola Energi

Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Kejadian serupa sebenarnya pernah terjadi beberapa tahun lalu, tepatnya pada tahun 2002 dan 2005. Menurut Tamsil, PLN harusnya bisa belajar dari situ untuk menyiapkan antisipasi pemadaman listrik total kali ini. 

Tamsil berharap ke depannya pemerintah mampu memantapkan tata kelola energi nasional yang masih semrawut.

Terutama dengan pemanfaatan energi alternatif yang selama ini kurang diseriusi. Padahal, Indonesia sangat kaya dan prospektif menjadi kampiun di sektor energi alternatif.

"Jika hanya bertumpu pada sumber energi yang dikelola secara konvensional, Indonesia tidak akan pernah mampu mencukupi kebutuhan domestiknya.Energi ini variabel kedaulatan nasional. Ketahanan energi kita harus bisa dipastikan bisa membawa Indonesia menjelajahi era kompetisi masa kini dan masa depan yang bertumpu pada energi," Tamsil menandaskan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya