Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar PLN menambah pembangkit listrik. penambahan pembangkit listrik ini, kata JK, agar tidak ada lagi beban gardu listrik yang bermasalah. Dia juga khawatir jika pembangkit selalu kelebihan beban bukan hanya akan terulang kejadian blackout seperti Minggu, 4 Agustus 2019, tapi konsleting listrik.
"Kejadian ini seperti domino efek, kejadiannya kalau dari apa yang saya baca dari anda, dan apa yang dijelaskan PLN itu kecil saja. Tapi memutuskan transmisi sehingga transmisi utara dari timur ke barat terpotong," kata JK di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Selasa (6/8/2019).
Advertisement
"Akibatnya, di Jawa Barat dan DKI bebannya melebihi kapasitas. Bebannya besar (kemudian) pembangkit jatuh, pindah beban ke pembangkit lain jatuh lagi, kenapa berturut-turut 7 (pembangkit) karena domino efek," tambah dia.
Menurut JK, kejadian blackout yang terjadi kemarin lantaran target pembangunan pembangkit listrik 35.000 mega watt di tahun ini belum selesai. Akibatnya kata dia, beban listrik menumpuk di salah satu gardu utama dan menjadikan energi turun.
"Sebenarnya inilah gunanya 35 ribu KW harus segera diselesaikan. Karena ini waktunya tidak semua selesai pada waktunya, kita butuh 35 ribu KW selesai tepat waktu. Beban-beban besar bisa ditangani dengan pembangkit yang baru,'' lanjut JK.
Dia juga menyinggung PLN yang hanya memiliki cadangan listrik minim dibandingkan negara lain. Singapura kata dia cadangan listrik mencapai 100 persen dari jumlah yang tersedia.
Sedangkan kata JK, di DKI Jakarta dan sekitarnya 20 persen dari ketersediaan. Padahal minimal dalam satu line daerah pembangkit, cadangan listrik harus mencpai 30 persen agar penanggulangan blackout bisa lebih cepat ditangani dan perekonomian berjalan lancar.
''Minimum 30 persen, DKI saya kira 1.000 daripada. Jakarta masih 20 persen lebih 22-24 .yang ada 24. Cadangan itu penting. Kalau ada yang rusak atau diservis maka akan ada kekurangan," ungkap JK.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bukan karena Pohon Sengon
Plt Direktur Utama PT PLN (Persero), Sripeni Inten Cahyani memastikan bahwa penyebab utama pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten bukan karena pohon.
Seperti diberitakan sebelumnya, pohon dengan tinggi lebih kurang 8,5 meter diduga mengganggu aliran listrik yang mengakibatkan terjadinya pemadaman disejumlah wilayah.
"Jadi kalau persoalan pemadaman listrik kemarin (pohon sengon) itu bukan penyebab kita, jadi mohon izin berikan kami waktu untuk melakukan investigasi untuk melakukan assesement menyeluruh," katanya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Pihaknya mengaku masih belum bisa memastikan penyebab utama pemadaman listrik di beberapa daerah tersebut. Sebab, persoalan tersebut menurutnya terlalu kompleks di mana sistem kelistrikan untuk Jawa dan Bali ada sekitar 250 pembangkit, 500 gardu induk, 5.000 kilo meter (Km) zSirkuit transmisi 500 kilo Volt (kV) dan 1000 Km transmisi 150 kV.
"Dan penyebabnya juga tidak tunggal jadi saya mohon maaf sampai saat ini mohon izin tidak bisa menyampaikan apa sebenernya karena ini sangat kompleks izin yaa mohon diberi waktu," katanya.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka
Advertisement