Pemerintah dan PLN Diminta Perbaiki Sistem Pencadangan Listrik

Pemadaman listrik secara total (blackout) dinilai sebagai kecelakaan dalam masalah teknis transmisi kelistrikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Agu 2019, 20:45 WIB
(Foto: Dokumentasi PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menilai kejadian pemadaman listrik secara total (blackout) sebagai kecelakaan dalam masalah teknis transmisi kelistrikan. Kondisi seperti ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga pernah terjadi di berbagai negara.

"Memang tidak semua bisa langsung hidup karena terkait dengan sistem, termasuk yang aliran listriknya dari PLTU. Saya tidak sependapat kalau hal ini dikaitkan dengan ketidakkompetenan PLN tanpa memahami kronologisnya dengan jelas. Yang saya lihat, PLN sudah terlihat melakukan gerak cepat untuk mengatasi keadaan,” tutur Ketua Kebijakan Publik IAGI Singgih Widagdo di Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Kecelakaan tersebut, menurut dia, merupakan masalah teknis transmisi yang terjadi di Ungaran, Semarang. Ada gangguan aliran listrik dari timur yang tidak bisa masuk ke barat. Sementara cadangan (reserve) di barat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan listrik pelanggan di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

"Oleh karena itu, pembelajaran pertama dari kejadian ini adalah perlunya perbaikan sistem secara keseluruhan, dari hulu sampai hilir (dari pembangkit sampai ke pelanggan), baik dari sisi aksesbilitas maupun kapabilitas cadangan listrik," kata dia.

Namun di sisi lain, Singgih tetap memberikan memberikan apresiasi atas langkah yang dilakukan PLN untuk mengatasi pemadaman listrik tersebut. Terlebih PLN telah bersedia menanggung kompensasi akibat pemadaman listrik yang terjadi pada Minggu (4/8/2019), kemarin.

"Recovery untuk perbaikan sistem teknis memang ada di PLN. Tapi idealnya , dari sisi sistem manajemen krisis, regulator juga bicara agar tidak semua terbeban kepada PLN saja,” ungkapnya.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


PLN Lapor Penyebab Pemadaman Listrik ke DPR

Plt Dirut PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani memberi keterangan usai bertemu Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/8/2019). Sripeni menyebut pihaknya secara berkala bakal melaporkan hasil investigasi terkait pemadam listrik massal kepada DPR. (Liputan6.com/JohanTallo)

PT PLN (Persero) melaporkan kondisi pasokan listrik yang sudah normal ke Komisi VII DPR, setelah sebagian Jawa mengalami pemadaman ‎sejak Minggu (4/8/2019).

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan, PLN sudah memberikan penjelasan penyebab pemadaman listrik dan berdiskusi untuk menghindari peristiwa serupa tidak terjadi lagi dengan Komisi VII DPR.

"Kami bersama direksi PLN yang lain bertemu dengan komisi VII DPR dalam rangka memberikan penjelasan mengenai apa yang terjadi pada hari Minggu 4 Agustus 2019," kata Inten, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/8/2019).

I‎nten melanjutkan, PLN juga melaporkan kondisi terkini kelistrikan yang sudah normal untuk wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten, sejak Senin (5/8/2019) untuk wilayah Jakarta kemudian diikuti wilayah lainnya.

"Nah Alhamdulillah sudah selesai dan kami sampaikan pada Komisi VII DPR," tuturnya.

Menurut Inten, PLN sedang melakukan investigasi mencari penyebab gangguan transmisi pada sirkit utara Ungaran-Pemalang sistem Jawa Bali 500 kilo Volt (kV) sehingga mengakibatkan pemadaman listrik di sebagian Jawa. Jika proses investigasi sudah selesai, hasilnya akan dilaporkan ke Komisi VII DPR.

"Kami mohon waktu untuk lakukan-langkah investigasi dan kami sepakat untuk melaporkan hasil investigasi ini secara berkala kepada Komisi VII karena beliau wakil rakyat dalam rangka ikut mengawasi bagaimana proses invetsigasi ini bisa lebih komprehensif,"tandasnya.  


Biang Kerok Listrik Padam Bukan karena Pohon Sengon

Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Plt Direktur Utama PT PLN (Persero), Sripeni Inten Cahyani memastikan bahwa penyebab utama pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten bukan karena pohon.

Seperti diberitakan sebelumnya, pohon dengan tinggi lebih kurang 8,5 meter diduga mengganggu aliran listrik yang mengakibatkan terjadinya pemadaman disejumlah wilayah.

"Jadi kalau persoalan pemadaman listrik kemarin (pohon sengon) itu bukan penyebab kita, jadi mohon izin berikan kami waktu untuk melakukan investigasi untuk melakukan assesement menyeluruh," katanya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (6/8/2019). 

Pihaknya mengaku masih belum bisa memastikan penyebab utama pemadaman listrik di beberapa daerah tersebut. Sebab, persoalan tersebut menurutnya terlalu kompleks di mana sistem kelistrikan untuk Jawa dan Bali ada sekitar 250 pembangkit, 500 gardu induk, 5.000 kilo meter (Km) zSirkuit transmisi 500 kilo Volt (kV) dan 1000 Km transmisi 150 kV.

"Dan penyebabnya juga tidak tunggal jadi saya mohon maaf sampai saat ini mohon izin tidak bisa menyampaikan apa sebenernya karena ini sangat kompleks izin yaa mohon diberi waktu," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya