AP I Pastikan Pemakaian Air Sudah Kembali Normal di Bandara Juanda

Manajemen PT Angkasa Pura I memastikan penggunaan air di Bandara Juanda Sidoarjo, Jawa Timur sudah kembali normal.

Oleh SuaraSurabaya.net diperbarui 06 Agu 2019, 21:19 WIB
Bandara Juanda T2 (Dok Foto: Angkasa Pura I)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Angkasa Pura I memastikan penggunaan air di Bandara Juanda Sidoarjo, Jawa Timur sudah kembali normal. Sebelumnya, ada pekerjaan proyek pengembangan terminal I yang mengenai instalasi air sempat menganggu penggunaan air di bandara itu.

"Info dari tim Surabaya bahwa ada pekerjaan proyek pengembangan terminal yang mengenai instalasi pipa air. Namun, teman-teman proyek dan cabang Surabaya langsung menindaklanjuti dengan perbaikan. Untuk penggunaan air saat perbaikan dibantu dengan ember berisi air bersih,” tutur Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I, Handy Heryudhitiawan, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa malam (6/8/2019).

Handy memastikan, kalau saat ini, air sudah kembali normal di Bandara Juanda. Pihaknya memastikan kalau pekerjaan pengembangan terminal I ke depan tidak ganggu layanan penumpang. Pihaknya memohon maaf atas gangguan penggunaan air yang sempat terjadi.

"Tim ke depan pastikan bahwa pekerjaan tidak ganggu layanan penumpang. Sejak 20.30 valve air sudah dibuka kembali,” tutur dia.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Tak Mau Terlambat, Surabaya Siapkan Kereta Bawah Tanah

Ilustrasi bagian dalam MRT. (dok. pixabay.com/@quinntheislander)

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, menyiapkan moda transportasi massal berbasis rel berupa kereta bawah tanah atau subway setelah transportasi trem yang direncanakan sebelumnya gagal terealisasi.

Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana menuturkan, moda transportasi ini langsung dalam perencanaan begitu pembangunan trem ditolak oleh pemerintah pusat.

"Jika Jakarta bicara MRT terlambat, maka Surabaya tidak mau terlambat," kata dia di Surabaya, Senin 6 Agustus 2019 dilansir Antara.

Menurut dia, subway atau monorel ini merupakan transportasi massal yang tidak satu level dengan jalan raya. Untuk itu, kata dia, jalur yang ada sekarang diubah rutenya menjadi feeder-feeder yang menjemput warga dari kampung menuju daerah yang dilewati subway atau monorel.

"Itu nantinya kita gratiskan, jadi sudah ada hitungannya," ujar dia.

Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya periode 2014-2019 ini mengatakan, nantinya warga Surabaya punya pilihan mau naik motor atau cukup berdiri di depan rumah karena sudah dapat transportasi gratis sampai tengah kota.

"Perencanaan sedang kita buat. Resolusinya nanti kita sampaikan," kata dia.

Ia menambahkan, pembangunan moda transportasi subway rencananya di koridor utara-selatan Surabaya. Sementara untuk arah timur-barat akan menggunakan monorel. Whisnu mengakui, pembangunan moda transportasi massal memang membutuhkan anggaran yang relatif besar.

Untuk itu, pihaknya berencana menggandeng pihak swasta dalam pengerjaannya. "Seperti Jakarta, kita gandeng swasta. Masih memungkinkan karena Surabaya kota besar seperti Jakarta," ujar dial

Saat ditanya kapan realisasi rencana pembangunan moda transportasi massal subway, Whisnu mengatakan, target tersebut bisa dilihat setelah ada peresmian subway.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya