Liputan6.com, Gilroy - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI), pada Selasa 6 Agustus 2019, mulai menyelidiki penembakan dalam festival kuliner di Gilroy, California yang menewaskan tiga orang, termasuk dua anak, pekan lalu.
Kasus itu diselidiki sebagai insiden "terorisme domestik", kata penyelidik badan penegak hukum tingkat federal AS tersebut, seperti dikutip dari BBC, Rabu (7/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Para pejabat juga mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan "daftar target" tersangka, Santino William Legan (19). Pelaku disebut berencana untuk turut menyerang bangunan keagamaan dan federal sebelum ia tewas.
"Organisasi -organisasi ini dari seluruh negeri termasuk lembaga keagamaan, gedung federal, gedung pengadilan, organisasi politik dari kedua partai politik utama dan festival bawang putih Gilroy," kata Agen FBI John Bennett.
Karena penemuan daftar target dan informasi lainnya, maka FBI membuka "penyelidikan penuh terorisme domestik", katanya.
Ia melanjutkan bahwa Legan "mungkin didorong oleh ideologi kekerasan" saat melakukan aksi penembakan. Namun motif sesungguhnya pelaku belum terkonfirmasi.
Penembakan di festival bawang putih di Gilroy adalah yang pertama dari tiga penembakan massal dalam delapan hari, dengan total korban tewas mencapai 34 orang dan melukai lebih dari 50 lainnya. Dua tragedi penembakan lain terjadi di El Paso dan Dayton, Ohio.
Simak video pilihan berikut:
Pelaku Tewas
Santino W Legan, pelaku penembakan di Gilroy, meninggal karena luka yang dideritanya sendiri tidak lama setelah serangan di California pada 28 Juli.
Ia menembaki penonton festival menggunakan senapan serbu "AK-47" yang dibelinya secara legal.
Pihak berwenang telah mengidentifikasi tiga korban yang tewas dalam serangan itu sebagai Stephen Romero yang berusia enam tahun, Keyla Allison Salazar yang berusia 13 tahun dan Trevor Deon Irby, 25. Enam belas lainnya juga terluka.
Tiga petugas polisi segera menangkap tersangka dan dapat melumpuhkannya. Tetapi, Legan kemudian meninggal karena luka tembak yang dilakukan sendiri, menurut laporan seorang koroner.
Keluarga Legan mengeluarkan pernyataan kepada media AS pada hari Selasa, meminta maaf kepada keluarga para korban dan mengatakan mereka "sangat terkejut dan ngeri dengan tindakan putra kami."
Advertisement