Liputan6.com, Jakarta Harga emas menguat pada hari Selasa, berkonsolidasi mendekati level tertinggi selama enam tahun terakhir, seiring perang perdagangan AS-China yang semakin memanas dan mengancam pertumbuhan ekonomi global.
Dikutip Liputan6.com dari laman CNBC, Rabu (7/8/2019l, harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi USD 1,470.91 per ounce, setelah mencapai tertinggi USD1,474.81 pada sesi perdagangan. Harga ini tertinggi sejak Mei 2013. Sesi sebelumnya, emas melonjak sebanyak 2 persen. Harga emas berjangka AS juga naik 0,5 persen pada USD1,483.30.
Baca Juga
Advertisement
"Laju harga emas telah didukung oleh dorongan besar bank sentral global utama untuk menurunkan suku bunga serta kondisi makro yang memburuk," kata analis INTL FCStone Edward Meir.
"Satu hal yang menahan sedikit laju harga emas adalah kekuatan dolar, tetapi dengan melemahnya dolar hari ini, tampaknya telah membuka beberapa ruang untuk harga emas berpeluang naik lagi," tambahnya.
Data menunjukkan perlambatan pertumbuhan lapangan pekerjaan AS pada bulan Juli, ditambah dengan peningkatan ketegangan perdagangan, dapat memberikan amunisi baru Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga lagi bulan depan.
"Tren harga emas naik," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Harga Emas
Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan emas karena mereka mengurangi biaya peluang memegang non-yield bullion dan juga membebani dolar.
Analis teknis Reuters Wang Tao mengatakan, harga emas di pasar spot dapat menguji ulang resistance di USD 1,449 per ounce. Jika menembus level tersebut, maka dapat menyebabkan kenaikan kembali di kisaran USD1,461-USD1,474 per ounce.
Advertisement